TUBAN, Radar Tuban – Masyarakat desa di Tuban lebih banyak yang suka tinggal di wilayah kota kabupaten setempat. Tingginya aktivitas perekonomian di kawasan metropolis menjadi daya tarik utamanya. Itulah yang menjadi pemicu kepadatan penduduk kota tertinggi di Bumi Ronggolawe.
Mengacu data indikator kesejahteraan rakyat Tuban 2021 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Tuban pada 30 Desember lalu, pada 2020 tercatat tiga kecamatan paling padat penduduknya, yakni Tuban, Palang, dan Rengel.
Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kepala BPS Tuban Eko Mardiana mengatakan, kepadatan penduduk dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan seiring dengan naiknya jumlah penduduk karena kelahiran dan migrasi masuk.
Jika mengacu data indikator kesejahteraan rakyat Tuban 2021, pada 2020 jumlah penduduk 1.177.000 jiwa. Jumlah ini mengalami kenaikan 4.226 jiwa jika dibandingkan 2019 yang hanya 1.172.000 jiwa.
Menurut dia, jika dibandingkan dengan 2010, angka pertumbuhan penduduk Tuban meningkat lima persen. Atau selama sepuluh tahun terakhir mengalami kenaikan hingga 56.106 jiwa.
Eko memaparkan, untuk kepadatan penduduk pada 2016 masih tercatat 629,3 jiwa per kilometer persegi. Pada tahun berikutnya (2017), meningkat menjadi 632,1 jiwa per kilometer persegi. Dan, kembali meningkat menjadi 639,4 jiwa per kilometer persegi pada 2020.
Kepadatan penduduk tersebut, menurut wanita asal Jember ini, jika dihitung per kecamatan, maka muncul tiga kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi di atas 1.000 jiwa per kilometer persegi. Kecamatan paling padat penduduknya adalah Kecamatan Tuban. Dari total jumlah penduduk 86.080 jiwa, kepadatannya 4.043,21 jiwa per kilometer persegi. Disusul, Kecamatan Palang. Dari total 85.704 jiwa penduduk, kepadatannya 1.178,87 jiwa per kilometer persegi. Ketiga Kecamatan Rengel. Dengan jumlah penduduk 59.932 jiwa, kepadatannya 1.024,3 jiwa per kilometer persegi. ‘’Tingginya kepadatan penduduk di tiga kecamatan ini disebabkan lengkapnya infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dibandingkan dengan kecamatan lain,’’ beber perempuan lulusan ekonomi manajemen Universitas Negeri Jember (Unej) itu.
Mengacu data tersebut, Eko menegaskan, kepadatan penduduk di Tuban masih timpang antara wilayah kota dan desa. Penyebab ketimpangan tersebut karena banyaknya migrasi dari desa ke kota. Juga ketertarikan aktivitas perekonomian di wilayah kota yang lebih dinamis. ‘’Itulah yang kemudian menyebabkan masyarakat desa memilih banyak tinggal di kota,’’ ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Tuban Rohman Ubaid mengatakan, mengacu data institusinya, angka pertumbuhan penduduk setiap tahunnya memang selalu naik. Hanya pertumbuhannya tidak terlalu signifikan. ‘’Jadi antara penduduk masuk dan keluar Tuban seimbang,’’ ujarnya.
Untuk pertumbuhan penduduk, terang dia, pada 2020 berjumlah 1.177.000 jiwa. Kemudian pada Desember 2021 naik menjadi 1.241.777 jiwa. ‘’Jika dilihat kuantitasnya, jumlah penduduk Kecamatan Semanding masih paling banyak,’’ ujarnya. (fud/ds)Â