Berkat kegemarannya membuat puisi, Blester Ratu Ardelia, siswa Sekolah Dasar (SD) Pusaka Tuban berhasil meraih juara favorit Lomba Baca Puisi Nasional Ajang Top Star Indonesia 2023.
MEMBACA puisi bukan pekerjaan mudah. Agar pesan puisi yang dibaca sampai dan menyentuh perasaan pendengar, seorang deklamator harus menguasai teknik membaca puisi yang baik dan benar.
Mulai artikulasi, pelafalan, penghayatan, ekspresi, mimik wajah, dan gestur tubuh.
Berkat hobinya menulis dan membaca puisi, Blester hampir menguasai semua teknik membaca puisi.
Bahkan, di usia yang masih sangat belia tersebut, Blester mampu membaca puisi dengan artikulasi yang jelas, pelafalan yang tegas, ekspresi yang sangat menghayati, dan gestur tubuh selayaknya orang dewasa.
Pun ketika tampil pada Lomba Baca Puisi Nasional Ajang Top Star Indonesia 2023.
Siswa yang masih duduk di bangku kelas VI itu tampil paripurna, hingga akhirnya meraih juara 1.
‘’Seneng banget dapat juara,’’ katanya saat ngobrol santai dengan wartawan koran ini.
Ditanya soal kecintaannya terhadap puisi, Blester mengaku sudah gemar menulis dan membaca puisi sejak kelas tiga.
Lama-kelamaan, bakatnya semakin terasah. Dan kini, sudah tidak terhitung lagi berapa banyak puisi yang sudah ditulis.
Menariknya lagi, puisi-puisinya itu ditulis waktu senggang. Artinya, dia menulis puisi di waktu yang sangat santai. Tidak pernah terjadwal.
‘’Pokoknya, kalau mau nulis ya nulis gitu aja,’’ katanya, yang semua itu dipelajari secara otodidak. Termasuk teknik dalam membaca puisi.
Hanya saja, putri dari pasangan Endre Prasetyo dan Ika ini merupakan pembaca dan pendengar yang baik.
‘’Saya paling suka menulis puisi persahabatan,’’ ujarnya, seperti salah satu puisinya yang berjudul: Sahabatku, ‘’inspirasinya dari teman-teman,’’ tambahnya.
Setelah berhasil meraih juara 1, kini Blester semakin bersemangat untuk menulis dan meningkatkan kemampuannya dalam membaca puisi.
Ika, ibu dari Blester mengatakan, pada lomba yang dilaksanakan 27 Desember 2023 lalu, Blester diminta untuk membacakan puisi yang sudah disediakan oleh panitia lomba.
‘’Pas waktu itu, puisi yang dibaca tentang Hari Ibu,’’ ujarnya.
Ika menceritakan, tidak ada pelatihan khusus dalam mengasah kemampuan anaknya dalam membaca puisi.
‘’Hanya sering latihan di rumah. Pun kalau menulis, ya menulis begitu saja,’’ tandasnya. (zia/tok)