27.4 C
Tuban
Saturday, 23 November 2024
spot_img
spot_img

Cerita Benny Hertanto, Mantan Atlet PON yang Kini Lumpuh

spot_img

Ketika itu, dia bergabung dengan tim Thor Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Tuban. Di masa itu, tim ini merupakan kesebelasan favorit. Ketika pertandingan uji coba melawan Persema Malang junior, pelatih Persema tertarik padanya. Dia pun ditawari bergabung dengan klub asal Kota Apel tersebut.

Pada musim 1996-1997, dia mulai bermain sebagai starting eleven Persema Malang. Posisinya striker. Di klub berjuluk Bledek Biru itulah, karir Benny meroket hingga bermain di Liga Remaja Indonesia.

Selama Liga Remaja Indonesia, dia mencetak 21 gol dari 18 pertandingan. Atas raihan tersebut, dia pun ditahbiskan sebagai top skor liga tersebut.

‘’Dari semua laga itu, saya sempat mencetak empat gol saat melawan Putra Surabaya dan hattrick saat melawan Persekabpas Pasuruan,’’ tuturnya.

Baca Juga :  Niken Ayu Purnamasari, Runner Up Duta Muda Kebudayaan Jawa Timur 2024

Pencapaian gemilang di klub junior itulah yang membuatnya ditarik ke tim senior Persema pada musim selanjutnya. Di Persema inilah tim PON Jatim melirik kemampuannya. Benny pun ditawari bergabung. Akhirnya, dia pun masuk skuad tim ini bersama pemain hebat lain di Jatim. Salah satunya Budi Sudarsono, legenda timnas. Juga, Charis Yulianto, asisten pelatih Shin Tae Yong yang juga bersinar di masa itu.

‘’Karena dulu tim PON diambil dari pemain-pemain Liga 1, jadi di klub mereka sudah pemain matang semua,’’ ungkapnya.

Ketika bergabung dengan tim PON Jatim, Benny sering diturunkan oleh pelatih Rusdy Bahalwan. Dia pun berhasil mencetak dua gol, yakni saat melawan Sumatera Utara (Sumut) dan Sulawesi Utara (Sulut). Dia juga masih ingat betul ketika final melawan Jabar. Sejak menit pertama skor berimbang 0-0. Akhirnya pada menit ke-60, dia dimasukkan oleh pelatih.

Baca Juga :  Belum Genap Lima Bulan Direhab, Atap Gedung Korpri Ambruk

Masuknya Benny benar-benar menjadi pembeda bagi tim Jatim hingga akhirnya pada menit ke-75 Budi Sudarsono mencetak satu gol. Skor 1-0 bertahan hingga akhir dan membawa tim sepak bola Jatim meraih medali emas.

 

Sempat Ingin Jual Medali untuk Kebutuhan Sehari-hari

Di Persema Malang, Benny merumput sekitar empat tahun. Dia bergabung dengan tim berjuluk Bledek Biru tersebut mulai 1998. Benny resmi meninggalkan Persema pada 2002. Klub berikutnya yang menjadi tempat berlabuh bapak tiga anak itu adalah Persibo Bojonegoro selama dua musim. Tim lain yang pernah dibelanya, Persipur Purwodadi dan PSIR Rembang.

Ketika itu, dia bergabung dengan tim Thor Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Tuban. Di masa itu, tim ini merupakan kesebelasan favorit. Ketika pertandingan uji coba melawan Persema Malang junior, pelatih Persema tertarik padanya. Dia pun ditawari bergabung dengan klub asal Kota Apel tersebut.

Pada musim 1996-1997, dia mulai bermain sebagai starting eleven Persema Malang. Posisinya striker. Di klub berjuluk Bledek Biru itulah, karir Benny meroket hingga bermain di Liga Remaja Indonesia.

Selama Liga Remaja Indonesia, dia mencetak 21 gol dari 18 pertandingan. Atas raihan tersebut, dia pun ditahbiskan sebagai top skor liga tersebut.

‘’Dari semua laga itu, saya sempat mencetak empat gol saat melawan Putra Surabaya dan hattrick saat melawan Persekabpas Pasuruan,’’ tuturnya.

Baca Juga :  Potret Salah Satu Korban Gempa di Tuban, Bangunan Berisi 15 Ayam itu Langsung Ambruk

Pencapaian gemilang di klub junior itulah yang membuatnya ditarik ke tim senior Persema pada musim selanjutnya. Di Persema inilah tim PON Jatim melirik kemampuannya. Benny pun ditawari bergabung. Akhirnya, dia pun masuk skuad tim ini bersama pemain hebat lain di Jatim. Salah satunya Budi Sudarsono, legenda timnas. Juga, Charis Yulianto, asisten pelatih Shin Tae Yong yang juga bersinar di masa itu.

- Advertisement -

‘’Karena dulu tim PON diambil dari pemain-pemain Liga 1, jadi di klub mereka sudah pemain matang semua,’’ ungkapnya.

Ketika bergabung dengan tim PON Jatim, Benny sering diturunkan oleh pelatih Rusdy Bahalwan. Dia pun berhasil mencetak dua gol, yakni saat melawan Sumatera Utara (Sumut) dan Sulawesi Utara (Sulut). Dia juga masih ingat betul ketika final melawan Jabar. Sejak menit pertama skor berimbang 0-0. Akhirnya pada menit ke-60, dia dimasukkan oleh pelatih.

Baca Juga :  Kakek 60 Tahun Tepergok Ngamar Bareng Selingkuhan di Hotel Jenu Tuban

Masuknya Benny benar-benar menjadi pembeda bagi tim Jatim hingga akhirnya pada menit ke-75 Budi Sudarsono mencetak satu gol. Skor 1-0 bertahan hingga akhir dan membawa tim sepak bola Jatim meraih medali emas.

 

Sempat Ingin Jual Medali untuk Kebutuhan Sehari-hari

Di Persema Malang, Benny merumput sekitar empat tahun. Dia bergabung dengan tim berjuluk Bledek Biru tersebut mulai 1998. Benny resmi meninggalkan Persema pada 2002. Klub berikutnya yang menjadi tempat berlabuh bapak tiga anak itu adalah Persibo Bojonegoro selama dua musim. Tim lain yang pernah dibelanya, Persipur Purwodadi dan PSIR Rembang.

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img