RADAR TUBAN -Nicholas Purnama, anak pertama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Minggu (30/7) siang, diam-diam datang ke Tuban. Menumpangi mobil HR-V, Sean, panggilan akrabnya tiba di Bumi Ronggolawe sekitar pukul 11.00.
Sejumlah rekan bisnisnya dari Jakarta ikut menemani kunjungan putra sulung Komisaris Utama Pertamina itu.
Begitu tiba di Tuban, dia langsung bertemu dengan dua pengusaha muda setempat, Raymond Inti Wirawan dan Michael Wirawan di salah satu restoran di Jalan Basuki Rachmad.
Kedatangan pertama Sean di Tuban tersebut untuk menjajaki perluasan jaringan usahanya, salah satu brand cafe ternama. Pernyataan tersebut disampaikan Raymond, panggilan Raymond Inti Wirawan.
‘’Hanya melihat peluang pengembangan usaha kafe di sini,’’ ujarnya menjawab pertanyaan Jawa Pos Radar Tuban, Senin (31/7).
Untuk melihat potensi bisnis kabupaten di pesisir Laut Jawa tersebut, kata Raymond, Sean mengunjungi setempat tempat. Salah satunya Samudra Supermaket dan dilanjutkan ke dua kafe di Jalan Veteran dan Jalan RE Martadinata.
Meski kedatangannya sembunyi-sembunyi, sejumlah pengunjung swalayan di Jalan Diponegoro tersebut mengenalinya. Tidak sedikit yang meminta foto bareng.
‘’Bisa minta foto?’’ ujar seorang pengunjung kepada Sean yang mengenakan kaus, celana, dan sepatu serbahitam.
Di kafe yang disebut pertama, kata owner Fave Hotel Tuban itu, Sean sempat memesan beberapa jenis menu makanan dan minuman. Sementara di kafe kedua, dia hanya melihat-lihat di dalamnya.
Kepada Raymond, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengapresiasi kafe di Jalan RE Martadina yang memiliki view laut yang mendukung.
‘’Dari segi harga sedikit lebih tinggi dari harga rata-rata kopi dan minuman lain di Tuban,’’ ujar Raymond menirukan ucapan Sean.
Meski harganya mahal, kata putra Ahok itu, kalau pengunjung bisa menikmati minumannya sesuai selera plus view yang mendukung, mereka tidak menyoal harga.
Dengan potensi dan peluang tersebut, kata Raymond, Sean ingin memperluas jaringan brand kafenya di Tuban.
Dia mengatakan, sejumlah konsumennya mulanya penasaran dengan kafe yang didirikan karena tidak lepas dari nama besar Ahok, ayahnya.
Namun, setelah mencicipi dan menemukan cita rasa yang diinginkan, mereka tidak lagi melihat latar belakangnya.
‘’Buktinya, kafe saya di Surabaya omzetnya cukup fantastis,’’ ujar Raymond mengutip ucapan Sean. (ds)