RADARTUBAN – Masyarakat perkotaan kini dimanjakan dengan kehadiran berbagai minimarket. ‘’Ketergantungan’’ mereka dengan industri ritel modern inilah yang kemarin (6/6) dibahas dalam diskusi kecil di ruang tamu kantor Jawa Pos Radar Tuban.
Potret tersebut dikemukakan bergantian Regional Corcom Manager PT Sumber Alfaria Trijaya Mochammad Faruq Asrori dan Area Manager Tuban- Bojonegoro Anang Wicaksono.
Dari kacamata media, perkembangan ritel modern disampaikan Direktur Jawa Pos Radar Tuban Tulus Widodo, pemimpin redaksi Dwi Setiyawan, serta manager pemasaran dan manager iklan Ardian Ananto.
‘’Pola belanja masyarakat, terutama kalangan menengah ke atas inilah yang menjadikan kebutuhan minimarket tak terbendung,’’ ujar Faruq.
Manajemen Alfamart itu menyampaikan, kalangan ini (menengah ke atas, Red) cenderung mencari nyaman. Tidak mau repot ke pasar tradisional. Terutama kalau mencari kebutuhan mendadak pada tengah malam.
Peluang inilah yang ditangkap manajemen bisnis ritel berjaringan dengan membuka minimarketnya 24 jam di titik strategis tertentu. Terutama di jalur berlalu lintas padat.
Tulus menyoroti kehadiran ritel modern yang dikhawatirkan mematikan pasar tradisional karena dianggap tidak sesuai dengan ekonomi kerakyatan. Isu inilah yang sering ‘’digoreng’’ pemangku kepentingan untuk tujuan tertentu. Terutama di tahun politik ini.
Dwi Setiyawan menyampaikan pandangan beragam pemerintah daerah dalam menyikapi kehadiran minimarket, terutama yang berjaringan.
RADARTUBAN – Masyarakat perkotaan kini dimanjakan dengan kehadiran berbagai minimarket. ‘’Ketergantungan’’ mereka dengan industri ritel modern inilah yang kemarin (6/6) dibahas dalam diskusi kecil di ruang tamu kantor Jawa Pos Radar Tuban.
Potret tersebut dikemukakan bergantian Regional Corcom Manager PT Sumber Alfaria Trijaya Mochammad Faruq Asrori dan Area Manager Tuban- Bojonegoro Anang Wicaksono.
Dari kacamata media, perkembangan ritel modern disampaikan Direktur Jawa Pos Radar Tuban Tulus Widodo, pemimpin redaksi Dwi Setiyawan, serta manager pemasaran dan manager iklan Ardian Ananto.
‘’Pola belanja masyarakat, terutama kalangan menengah ke atas inilah yang menjadikan kebutuhan minimarket tak terbendung,’’ ujar Faruq.
Manajemen Alfamart itu menyampaikan, kalangan ini (menengah ke atas, Red) cenderung mencari nyaman. Tidak mau repot ke pasar tradisional. Terutama kalau mencari kebutuhan mendadak pada tengah malam.
- Advertisement -
Peluang inilah yang ditangkap manajemen bisnis ritel berjaringan dengan membuka minimarketnya 24 jam di titik strategis tertentu. Terutama di jalur berlalu lintas padat.
Tulus menyoroti kehadiran ritel modern yang dikhawatirkan mematikan pasar tradisional karena dianggap tidak sesuai dengan ekonomi kerakyatan. Isu inilah yang sering ‘’digoreng’’ pemangku kepentingan untuk tujuan tertentu. Terutama di tahun politik ini.
Dwi Setiyawan menyampaikan pandangan beragam pemerintah daerah dalam menyikapi kehadiran minimarket, terutama yang berjaringan.