TUBAN, Radar Tuban – Program one village one product (OVOP) yang dicetuskan Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky tengah berproses. Program peningkatan nilai potensi desa tersebut disinyalir mampu menjadi investasi jangka panjang bagi masyarakat desa.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Tuban Agus Wijaya mengatakan, pemetaan telah dilakukan sepanjang semester dua 2021. ”Tahun ini, konsen pada proses tindak lanjut realisasinya,” tuturnya saat dihubungi Jawa Pos Radar Tuban kemarin (9/1).
Agus sapaan akrabnya mengemukakan, salah satu OVOP yang menonjol di Desa Klotok, Kecamatan Plumpang. Desa di selatan Kecamatan Plumpang tersebut mempunyai potensi lokal budidaya melon. Mantan camat Montong ini mengatakan, tahun ini desa yang berbatasan dengan aliran sungai Bengawan Solo tersebut akan menjadi sentra buah melon di Bumi Ronggolawe.
”Pembentukan asosiasi melon di sana (Desa Klotok, Red) juga sudah dilakukan,” ujarnya.
Selain itu, dari segi permodalan atau pembiayaan juga sudah klir. Bertindak sebagai pemberi modal usaha Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Desa yang berjarak sekitar 23 kilometer dari Pendapa Kridhomanunggal tersebut akan mengalami panen pada awal bulan puasa. Dan, akan diadakan Festival Melon sebagai puncaknya.
Diharapkan, festival tersebut mengundang masyarakat lokal maupun luar Tuban terhadap produk Desa Klotok tersebut. Imbasnya, ekonomi masyarakat setempat meningkat. Selain itu, festival melon tersebut sekaligus menjadi penobatan atau pengukuhan Desa Klotok yang merupakan sentra melon di Bumi Ronggolawe.
Lebih lanjut Agus mengatakan, OVOP berjalan lebih baik jika sinergi antara pihak terkait selalu terjaga. Pihak dimaksud, organisasi perangkat daerah (OPD), pemerintah desa, dan kecamatan. Dia menegaskan, OVOP sangat mengandalkan semangat kerja sama dan gotong royong. ”Intinya, kolaborasi yang baik,” tandasnya.(sab/ds)