31.8 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

Kebijakan Penetapan Satu Harga untuk Minyak Goreng Masih ”Abu-Abu”

spot_img

TUBAN, Radar Tuban – Kebijakan pemerintah menetapkan harga minyak goreng (migor) satu harga Rp 14 ribu per liter dan menjamin ketersediaan stok enam bulan ke depan tampaknya masih abu-abu. Kelangkaan dan kekacauan harga migor semakin tak terkendali. Zainul, warga Desa Tunah, Kecamatan Semanding mengaku skeptis dengan kebijakan pemerintah yang akan mengendalikan harga dan menjamin ketersediaan migor.

Menurut dia, hal yang dirasakan seperti tidak ada perubahan apa pun.

‘’Yang katanya berharga standar Rp 14 ribu per liter dan dijamin stok aman, buktinya saya beli masih Rp 18 ribu, bahkan kemarin Rp 20 ribu. Juga masih langka,’’ ujar Zainul.

Dia menyampaikan, tidak masalah harga migor tinggi asal stoknya aman. Itu karena yang dibutuhkan pedagang adalah kepastian untuk mendapatkan migor.

‘’Kalau seperti ini susah semua. Mau goreng ini, goreng itu tidak bisa leluasa. Harapannya memang murah, tapi dengan kondisi langka seperti ini lebih baik mahal, tapi stok tercukupi,’’ tegasnya.

Baca Juga :  Hadir di Gala Dinner Rapat Evaluasi, Khofifah: Jawa Pos Radar Harus Kuat di Jatim

Zainul benar-benar mengeluhkan kondisi migor yang sulit dicari. Dampaknya terhadap kegiatan ekonomi sangat luar biasa.

‘’Bagi rakyat yang penting itu bisa bekerja. Harga minyak goreng murah memang menjadi harapan kita bersama, tapi kalau seperti ini (migor langka, Red) ya susah,’’ tandasnya.

Dampak kelangkaan migor juga dirasakan oleh pengusaha keripik gayam.

‘’Sekarang saya jual keripik gayam Rp 90 ribu per kilogram, padahal normalnya hanya Rp 80 ribu,’’ ujar Ruksini, salah satu pemilik usaha keripik gayam di Desa Sumberejo, Kecamatan Merakurak mengeluhkan migor yang langka dan berharga tinggi.

Menurut Ruksini, sulit bagi dirinya untuk tidak menaikkan harga keripik gayam jika harga migor masih melambung tinggi. Apalagi, terang dia, penggorengan keripik gayam harus dilakukan dua kali.

‘’Kalau beli minyak goreng subsidi hanya dapat jatah dua liter. Selain tidak cukup, juga tidak mudah mendapatkannya,’’ keluhnya.

Baca Juga :  Tiap Hari Macet, Mungkinkah Sepanjang Jalan Becak Ini Dipasang Median?

Keluhan yang sama juga disampaikan Arif, pemilik warung gorengan.

‘’Yang dijual gorengan, tapi gak wani ngoreng mergo minyak larang,’’ ujarnya mewakili pedagang gorengan lainnya.

Pantauan Jawa Pos Radar Tuban sehari kemarin (17/2), stok migor di sejumlah minimarket mengalami kekosongan. Beberapa minimarket di wilayah Kecamatan Merakurak dan perkotaan misalnya tampak kosong.

‘’Biasanya dari kantor pusat sekali kirim hanya satu sampai tiga karton. Begitu ditaruh di rak, kurang dari tiga jam langsung habis,’’ ujar salah satu pegawai minimarket di Kecamatan Merakurak.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Dinkop UKM Perdag) Tuban Agus Wijaya mengatakan, terkait kelangkaan migor, hari ini (18/2) pihaknya menggelar operasi pasar di GOR  Rangga Jaya Anoraga  Tuban. Kegiatan tersebut dimulai pukul 08.00.

”Kami menyediakan 6.000 liter, sasarannya masyarakat umum dan pedagang kecil,” ujarnya. (fud/tok/ds)

TUBAN, Radar Tuban – Kebijakan pemerintah menetapkan harga minyak goreng (migor) satu harga Rp 14 ribu per liter dan menjamin ketersediaan stok enam bulan ke depan tampaknya masih abu-abu. Kelangkaan dan kekacauan harga migor semakin tak terkendali. Zainul, warga Desa Tunah, Kecamatan Semanding mengaku skeptis dengan kebijakan pemerintah yang akan mengendalikan harga dan menjamin ketersediaan migor.

Menurut dia, hal yang dirasakan seperti tidak ada perubahan apa pun.

‘’Yang katanya berharga standar Rp 14 ribu per liter dan dijamin stok aman, buktinya saya beli masih Rp 18 ribu, bahkan kemarin Rp 20 ribu. Juga masih langka,’’ ujar Zainul.

Dia menyampaikan, tidak masalah harga migor tinggi asal stoknya aman. Itu karena yang dibutuhkan pedagang adalah kepastian untuk mendapatkan migor.

‘’Kalau seperti ini susah semua. Mau goreng ini, goreng itu tidak bisa leluasa. Harapannya memang murah, tapi dengan kondisi langka seperti ini lebih baik mahal, tapi stok tercukupi,’’ tegasnya.

- Advertisement -
Baca Juga :  Hadir di Gala Dinner Rapat Evaluasi, Khofifah: Jawa Pos Radar Harus Kuat di Jatim

Zainul benar-benar mengeluhkan kondisi migor yang sulit dicari. Dampaknya terhadap kegiatan ekonomi sangat luar biasa.

‘’Bagi rakyat yang penting itu bisa bekerja. Harga minyak goreng murah memang menjadi harapan kita bersama, tapi kalau seperti ini (migor langka, Red) ya susah,’’ tandasnya.

Dampak kelangkaan migor juga dirasakan oleh pengusaha keripik gayam.

‘’Sekarang saya jual keripik gayam Rp 90 ribu per kilogram, padahal normalnya hanya Rp 80 ribu,’’ ujar Ruksini, salah satu pemilik usaha keripik gayam di Desa Sumberejo, Kecamatan Merakurak mengeluhkan migor yang langka dan berharga tinggi.

Menurut Ruksini, sulit bagi dirinya untuk tidak menaikkan harga keripik gayam jika harga migor masih melambung tinggi. Apalagi, terang dia, penggorengan keripik gayam harus dilakukan dua kali.

‘’Kalau beli minyak goreng subsidi hanya dapat jatah dua liter. Selain tidak cukup, juga tidak mudah mendapatkannya,’’ keluhnya.

Baca Juga :  DKPP: Bukan Langka, tapi Kuota Pupuk Kurang

Keluhan yang sama juga disampaikan Arif, pemilik warung gorengan.

‘’Yang dijual gorengan, tapi gak wani ngoreng mergo minyak larang,’’ ujarnya mewakili pedagang gorengan lainnya.

Pantauan Jawa Pos Radar Tuban sehari kemarin (17/2), stok migor di sejumlah minimarket mengalami kekosongan. Beberapa minimarket di wilayah Kecamatan Merakurak dan perkotaan misalnya tampak kosong.

‘’Biasanya dari kantor pusat sekali kirim hanya satu sampai tiga karton. Begitu ditaruh di rak, kurang dari tiga jam langsung habis,’’ ujar salah satu pegawai minimarket di Kecamatan Merakurak.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (Dinkop UKM Perdag) Tuban Agus Wijaya mengatakan, terkait kelangkaan migor, hari ini (18/2) pihaknya menggelar operasi pasar di GOR  Rangga Jaya Anoraga  Tuban. Kegiatan tersebut dimulai pukul 08.00.

”Kami menyediakan 6.000 liter, sasarannya masyarakat umum dan pedagang kecil,” ujarnya. (fud/tok/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img