28.9 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

Koperasi Jadi Solusi Memutus Mata Rantai Ijon Nelayan Pesisir

spot_img

TUBAN, Radar Tuban – Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Tuban Suwanto ikut angkat bicara terkait  perijonan yang dialami nelayan pesisir Kecamatan Tuban. Dia menegaskan, perlu dibentuk koperasi untuk memutus  mata rantai ijon antara nelayan dan agen. ”Koperasi jadi solusi yang sangat memungkinkan,” tegasnya saat dihubungi Jawa Pos Radar Tuban kemarin (19/1).

Dia mengatakan, untuk memutus mata rantai ijon,  tentu koperasinya harus sehat pula. Dengan demikian, seluruh nelayan di kawasan Kelurahan  Kingking dan Karangsari, keduanya di Kecamatan Tuban memiliki pilihan dalam menentukan sistem permodalan. Dan, itu  lebih menarik atensi para nelayan. Pasalnya, dalam koperasi ini banyak keuntungan yang ditawarkan.

Baca Juga :  Menko Airlangga Apresiasi Brand Kopi Lokal yang Melantai di Lantai Bursa

Pejabat yang tinggal di Perumahan Bukit Karang, Tuban ini kemudian menjelaskan keuntungan-keuntungan tersebut. Salah satunya, jika seluruh nelayan yang menjadi anggotanya  membayar simpanan wajib, maka mereka tak perlu ribet mencari modal melaut.

Kalau nelayan kekurangan biaya pembelian solar, perawatan kapal, perbaikan alat tangkap, dan operasional lainnya bisa meminjam ke koperasi. ”Itu pun tanpa agunan. Bunganya pun kecil,” ujar Suwanto.

Keuntungan lain, setiap tahun para nelayan anggotanya juga rutin mendapatkan sisa hasil usaha (SHU).

Solusi ini berpotensi memicu gejolak pengijon. Mereka yang tersingkirkan setelah nelayan beralih ke koperasi, bisa meletupkan emosinya dengan memusuhi nelayan maupun koperasi.

Apa solusinya? Suwanto mengatakan, secara makro gejolak sosial bisa diredam dengan mengikutsertakan pengijon dalam operasional koperasi.  Mereka berposisi sebagai penyedia modal.

Baca Juga :  Bagi-Bagi Rezeki Dua Mobil dari BRI Simpedes

Jika tawaran tersebut ditolak, gejolak sosial bisa diredam dengan menghadirkan pihak kepolisian, perangkat desa, pejabat daerah, dan tokoh masyarakat setempat. Intinya, semua bersatu memberi pemahaman atau pengertian bahwa koperasi merupakan pilihan yang lebih ideal. “Tentu dengan cara yang ideal dan humanis. Tetap atas dasar kerukunan bermasyarakat,” ujarnya.(sab/ds)

TUBAN, Radar Tuban – Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Tuban Suwanto ikut angkat bicara terkait  perijonan yang dialami nelayan pesisir Kecamatan Tuban. Dia menegaskan, perlu dibentuk koperasi untuk memutus  mata rantai ijon antara nelayan dan agen. ”Koperasi jadi solusi yang sangat memungkinkan,” tegasnya saat dihubungi Jawa Pos Radar Tuban kemarin (19/1).

Dia mengatakan, untuk memutus mata rantai ijon,  tentu koperasinya harus sehat pula. Dengan demikian, seluruh nelayan di kawasan Kelurahan  Kingking dan Karangsari, keduanya di Kecamatan Tuban memiliki pilihan dalam menentukan sistem permodalan. Dan, itu  lebih menarik atensi para nelayan. Pasalnya, dalam koperasi ini banyak keuntungan yang ditawarkan.

Baca Juga :  Perahu Diterjang Ombak, Dua Nelayan Hilang

Pejabat yang tinggal di Perumahan Bukit Karang, Tuban ini kemudian menjelaskan keuntungan-keuntungan tersebut. Salah satunya, jika seluruh nelayan yang menjadi anggotanya  membayar simpanan wajib, maka mereka tak perlu ribet mencari modal melaut.

Kalau nelayan kekurangan biaya pembelian solar, perawatan kapal, perbaikan alat tangkap, dan operasional lainnya bisa meminjam ke koperasi. ”Itu pun tanpa agunan. Bunganya pun kecil,” ujar Suwanto.

Keuntungan lain, setiap tahun para nelayan anggotanya juga rutin mendapatkan sisa hasil usaha (SHU).

- Advertisement -

Solusi ini berpotensi memicu gejolak pengijon. Mereka yang tersingkirkan setelah nelayan beralih ke koperasi, bisa meletupkan emosinya dengan memusuhi nelayan maupun koperasi.

Apa solusinya? Suwanto mengatakan, secara makro gejolak sosial bisa diredam dengan mengikutsertakan pengijon dalam operasional koperasi.  Mereka berposisi sebagai penyedia modal.

Baca Juga :  Menko Airlangga Apresiasi Brand Kopi Lokal yang Melantai di Lantai Bursa

Jika tawaran tersebut ditolak, gejolak sosial bisa diredam dengan menghadirkan pihak kepolisian, perangkat desa, pejabat daerah, dan tokoh masyarakat setempat. Intinya, semua bersatu memberi pemahaman atau pengertian bahwa koperasi merupakan pilihan yang lebih ideal. “Tentu dengan cara yang ideal dan humanis. Tetap atas dasar kerukunan bermasyarakat,” ujarnya.(sab/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img