TUBAN, Radar Tuban – Sudah tidak terhitung berapa kali pedagang ikan asap yang membuka lapak di bahu Jalan Panglima Sudirman, Kelurahan Karangsari, Kecamatan Tuban diminta pindah ke area Plaza Ikan Tuban.
Namun, seruan tersebut tak pernah digubris. Sebagian pedagang tetap bertahan ngemper di pinggir jalan.
Diwawancarai Jawa Pos Radar Tuban, salah satu pedagang ikan asap berinisial SM mengatakan, berjualan di badan jalan lebih praktis. Apalagi posisinya depan rumah dan mulut gang tempat tinggalnya. ”Nggak usah usung-usung. Yang jaga juga bisa gantian dengan anak dan saudara,” ujarnya. Berbeda kalau jualan di area Plaza Ikan. Mereka harus repot mengangkuti.
Berjualan di bahu jalan nasional, klaim SM juga lebih laris. Itu karena ikan asap yang dipajang pada keranjang-keranjang besar terlihat langsung penumpang kendaraan yang lalu lalang. Bahkan, sebagian pengendara tak perlu turun dari kendaraan.
Di bagian lain, SM mengakui berjualan di bahu jalan menyalahi ketentuan karena merusak pemandangan kota sekaligus membahayangkan keselamatan pengguna jalan dan pedagang. ”Tapi kan nggak seharian. Cuma sore saja. Tidak lama-lama,” tuturnya. Hal senada disampaikan pedagang lain yang tetap bertahan berjualan di bahu jalan.
Manajer Plaza Ikan Tuban (PIT) Joko Nuratno Widodo sangat menyayangkan sebagian pedagang ikan asap yang masih bertahan di bahu jalan. Menurut dia, hadirnya Plaza Ikan sebenarnya untuk menampung mereka. Namun, sebagian menolak dengan alasan kurang strategis dan tidak ingin repot. Terkait penolakan pindah sebagian pedagang ikan asap, Widodo menyerahkan sepenuhnya kepada instansi terkait, Khususnya satpol PP.
Salah satu pedagang ikan asap di komplek Plaza Ikan, Irawati menyampaikan, selama ini dirinya dan pedagang lain merasa tenang dengan lokasi berjualannya. Menurutnya, Plaza Ikan lebih aman dan bisa mengakomodir kebutuhan pedagang. Toh, retribusi yang dibayar tiap hari juga tak mahal, hanya Rp ribu.
”Di sini juga selalu ramai karena jadi jujukan orang lewat,” ujarnya.
Soal harga, lanjut dia, di Plaza Ikan kompetisinya lebih sehat. Jika berani menjual dengan harga tidak sehat, maka bisa ditegur pedagang lainnya. (sab/ds)