TUBAN, Radar Tuban – Dengan tatapan kosong, Haryatun memandangi cabai keriting, rawit, dan teropong dagangannya. Dia tertegun setelah seorang pembelinya mengeluh terkait mahalnya harga tiga jenis cabai tersebut.
Pedagang yang akrab disapa Atun ini mengaku kalau dia jadi pembeli pasti akan mengeluhkan hal yang sama. Apalagi, nilai komoditas berasa pedas tersebut lebih tepat disebut ganti harga daripada harganya yang naik.
Ya, seminggu lalu, harga tiga jenis cabai itu berkisar Rp 25—30 ribu per kilogram (kg). Kini menjadi Rp 50—60 per kg.
‘’Naiknya dua kali lipat. Harga terbaru itu berlaku sejak Rabu (25/5),’’ ujarnya saat ditemui Jawa Pos Radar Tuban di lapaknya kemarin (27/5).
Pedagang yang membuka lapak di belakang Pasar Baru Tuban ini mengungkapkan, sebelum bertahan sementara dengan Rp 50—60 ribu per kg, harga cabai sempat di level Rp 30—40 per kg. Itu pun tidak bertahan lama.
Berdasar penelusuran wartawan koran ini, kenaikan cabai teropong paling tinggi. Cabai yang ukurannya paling besar dibanding dua jenis cabai lain itu harganya Rp 60 ribu per kg. Disusul cabai rawit Rp 55 ribu per kg dan cabai keriting Rp 50 ribu per kg.
‘’Dengan harga segitu, pembelian cabai kini menurun,’’ imbuhnya.
Perempuan kelahiran Kelurahan Sukolilo, Kecamatan Tuban ini melanjutkan, berdasar informasi yang diterimanya dari para tengkulak, naiknya harga cabai di pasar karena minimnya pasokan dari petani. Menurut para tengkulak tersebut, lanjut Atun, kini tanaman cabai sudah tidak produktif lagi. Selain itu, hujan yang masih kerap terjadi membuat tanaman cabai tak bisa tumbuh dengan baik.
‘’Hasil panennya cepat membusuk. Cabai pun langka dan harganya mahal,’’ imbuh Atun meneruskan cerita para tengkulak.
Darimana cabai dipasok? Pedagang yang berjualan lebih dari lima tahun itu mengatakan, seluruh cabainya berasal dari tegalan di wilayah Kecamatan Grabagan.
Atun berharap harga tiga jenis cabai itu segera turun ke harga standar, yakni Rp 25—30 ribu per kg. Dia menyampaikan, hatinya merasa cukup iba dengan keluhan pembeli atas mahalnya harga cabai saat ini. Suwarsih, pedagang cabai lain di Pasar Baru membenarkan penuturan Atun.
‘’Semua penjual menerapkan harga yang sama. Tidak ada persaingan harga di antara kamil. Memang sedang mahal. Semua jenis cabai harganya naik, tidak ada yang turun,’’ tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Penyuluhan dan Prasarana Pertanian Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Tuban Sri Yuniati membenarkan mahalnya harga cabai di pasaran. Pejabat yang akrab disapa Yuni itu menjelaskan, saat ini pertanian cabai sedang tidak bagus. Sebulan ini, terang dia, tanaman-tanaman cabai di wilayah Bumi Ronggolawe sudah tua. Tanaman-tanaman tersebut merupakan hasil tanam di awal November lalu.
‘’Jadi hasil panennya sudah tidak produktif,’’ imbuhnya.
Selain itu, masih tingginya intenstitas hujan juga memicu tanaman cabai yang sudah tak produktif tersebut terserang penyakit pathek. Penyakit tersebut memicu cabai-cabai tidak sempurna.
Berapa harga cabai di tingkat petani? Dia menyampaikan, Rp 40—45 ribu per kg. Cabai tersebut dipasok dari daerah lain di Jawa Timur dan Jawa Tengah. (sab/ds)