TUBAN, Radar Tuban – Bagi Wulan Febby Cha, 24, mendaki gunung bisa menjadi tempat untuk mencari banyak pengalaman. Di gunung, cewek yang akrab disapa Wulandari ini dapat belajar mensyukuri ciptaan Tuhan. Juga, mendapatkan banyak relasi atau teman baru sesama pendaki yang awalnya tak kenal menjadi akrab setelah di puncak.
Menurut dara asal Desa Mlangi, Widang ini, mendaki tak sebatas tren atau hobi sesaat. Dari mendaki, seseorang diuji cara dia sabar, mengelola emosi, dan menjaga stamina atau fisik. Saat berada dalam tim, para pendaki juga diuji bagaimana cara bergotong royong dan memupuk empati antar anggota tim. ‘’Banyak pengalaman yang hanya bisa kita dapat saat mendaki,’’ ungkap dia.
Pegawai Pemerintah Desa Plosowahyu Kecamatan Babat, Lamongan ini mengaku hobi mendaki sejak dia menjadi mahasiswi Universitas PGRI Adibuana Surabaya. Hobinya itu terus dilakukan hingga sekarang. Saat libur dan tidak ada tugas dari kantor, Wulan menyempatkan diri untuk mendaki gunung. ‘’Sebagian besar gunung di Jawa sudah pernah didaki, rencana pendakian selanjutnya ke Rinjani,’’ kata dia.
Wulandari mengatakan pendakian juga mengajarkan dia untuk lebih dekat dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebab, gangguan selama pendakian tidak hanya dari alam, melainkan juga dari hal-hal mistis. ‘’Mendengar suara-suara yang di luar nalar akan dialami beberapa pendaki saat melakukan pendakian di gunung yang masih dikeramatkan,’’ kata cewek berjilbab ini. (yud/wid)