Hobi menghasilkan cuan. Setidaknya, itulah yang sedang dijalani Gestyani Haris Istiqomah. Bermula dari hobinya mengumpulkan album K-Pop, kini ia memiliki bisnis penjualan album K-Pop dengan omzet Rp 10-15 juta per bulan.
DARA yang karib disapa Gesty itu tidak pernah membayangkan hobinya sejak duduk di bangku SMA bisa menghasilkan cuan.
Mulanya, album K-Pop yang dia beli hanya sekadar untuk koleksi pribadi. Namun, ternyata ada yang berminat untuk membeli.
‘’Awalnya, ada satu-dua teman yang nitip untuk dibelikan album yang sama, seperti yang saya koleksi. Lama-lama ternyata banyak teman lain yang juga berminat. Dari situ, saya berpikir, ini (album K-Pop, Red) bisa menjadi ladang bisnis. Dan benar, peminatnya sema kin banyak,’’ tuturnya kepada Jawa Pos Radar Tuban.
Kini, setelah berjalan lebih kurang lima tahun, bisnis yang bermula dari hobinya tersebut terus berkembang.
Tak tanggung-tanggung, dalam setiap pre-order (PO) album baru, mahasiswi semester tujuh Poltekkes Kemenkes Surabaya itu bisa menjual 500-1000 keping album.
PO merupakan sistem penjualan sebelum barang yang akan dijual benar-benar tersedia. Maklum, produksi album dan merchandise yang jual berasal dari luar negeri. Sehingga membutuhkan proses pengiriman cukup lama, dan tidak semua barang yang dipesan langsung tersedia.
Dan album yang dijual juga dari berbagai boyband seperti EXO hingga NCT.
‘’Itulah sebabnya harus PO dulu,’’ terang dia.
Dalam jualannya, selain album K-Pop, Gesty juga menerima pesanan mer chandise official seperti photocard, candle, photobook, hingga light stick.
Ihwal jangkauan harga album yang dia jual, dara kelahiran tahun 2000 ini menuturkan bahwa harga album dijual tergantung jenisnya.
‘’Range harganya tergantung jenis album itu sendiri. Kalau album fan sign (tanda tangan dari idola) aku jual di harga Rp 100-200 ribu, kalau album pre-order di-web sekitar Rp 250-350 ribu,’’ ungkapnya.
Dijelaskan dia, album fan sign adalah album yang dibeli untuk mendapatkan undian acara fan sign.
Biasanya, fans boyband di Korea membeli album fan sign sebanyak 300-1000 pieces album dalam satu waktu penjualan untuk mendapatkan undian tersebut.
‘’Setelah dapat undian, mereka biasanya menjual lagi albumnya dengan harga miring. Misal harga aslinya 10.000 won/pcs, album fansign dijualnya 3000-5000 won/pcs,’’ jelas alumni SMAN 2 Tuban itu.
Sedangkan album pre-order adalah album pembelian resmi via website yang sudah ditentukan oleh masing-masing agensi dari boyband tersebut.
Melalui tanggapan yang positif dari masyarakat dan merambahnya minat masyarakat dalam dunia K-Pop ini, Gesty berhasil meraih omzet sejumlah Rp 10-15 juta setiap kali pembukaan pre-order.
‘’Omzet tersebut sudah keuntungan bersih, namun tidak selalu mendapatkan angka segitu. Tergantung album dan grupnya juga,’’ tambah Gesty.
Mengenai tantangan dalam menjalankan bisnisnya tersebut, Gesty mengaku bahwa terkadang bisnis ini juga menguras pikiran, karena ada ketakutan barang-barang yang telah dipesan kurang atau hilang.
Melalui bisnisnya ini, dia berharap agar bisa selalu mengepakkan sayap dalam bidang yang sudah menjadi hobi dan passionnya. (sel/tok)