‘’Dalam isi konten, kita selalu berusaha memberi motivasi dan inspirasi kepada penonton, tetapi dibalut dengan komedi, sehingga masyarakat tidak bosan,’’ tutur Pak Min sapaan akrabnya.
Pria yang juga bekerja sebagai sopir di Pertamina ini mengungkapkan, dalam channel yang dibentuk itu terdapat 11 kru, mereka semua mempunyai tugas masing-masing, mulai dari aktor, editor, kameramen, bahkan sutradara. Lokasi syutingnya pun tidak jauh, hanya di sekitaran desa.
Peralatan yang digunakan untuk merekam juga amat sederhana, hanya berbekal tripod dan smartphone.
Untuk naskah dan alur cerita yang digunakan, biasanya diambil dari peristiwa dan kejadian dari kehidupan nyata, sehingga mudah untuk dipahami masyarakat.
Menurut pria kelahiran 1977 itu, meski sudah banyak kru yang terjalin, akan tetapi tidak semua bisa berjalan dengan lancar.
Dari semua prosesnya, kendala paling sering dijumpai adalah persoalan waktu. Karena dari 11 orang itu, terkadang tidak semua bisa berkumpul, karena memang banyak yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
Meski begitu, dia mempunyai target untuk memproduksi konten. Minimal seminggu sekali.
‘’Meski ter kadang tidak lengkap, paling tidak untuk sekarang bisa produksi konten satu minggu satu video,’’ jelas pria berambut pendek itu.
Harapan pria yang juga pendekar pencak silat Setia Hati Terate itu, channel yang dibuat secara kolektif bisa menghasilkan, setidaknya sebagai hiburan bagi masyarakat. Untung-untung bisa memberi rezeki lebih.
‘’Sementara ini memang sudah menghasilkan, namun tak besar. Masih butuh proses, dan patut disyukuri,’’ pungkasnya. (zid/tok)
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.