Komedi itu obat. Wajarnya obat, komedi dapat menyembuhkan berbagai rasa sakit. Itulah yang disampaikan Arie Kriting, 37, saat berbagi cerita ke komunitas StandupIndo Tuban, Minggu (16/10) malam di salah satu hotel di Tuban.
‘’MEMBUAT orang marah itu mudah. Kita tinggal lempar batu ke orang lain, sudah pasti dia marah. Berbeda dengan membuat orang lain tertawa. Itu sebuah pekerjaan yang sangat sulit,’’ tutur Arie Kriting.
Karena itu, komedian pemilik nama Satriaddin Maharinga Djongki itu mengatakan, pelawak adalah pekerjaan yang berat. Tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Tak sedikit orang yang putus asa karena gagal menjadi komedian yang lucu.
Juara tiga kompetisi SUCI (Stand Up Comedy Indonesia) 3 ini mampir ke Tuban Kamis (14/10) hingga kemarin (17/10). Tujuannya, syuting produk iklan salah satu perbankan. Lokasinya di Pasar Sambonggede, Kecamatan Merakurak, Bundaran Letda Sucipto, dan sekitar Alun-Alun Tuban.
Di sela kesibukan syuting, komedian kelahiran Kendari, Sulawesi Tenggara ini menyempatkan untuk berbagi cerita seputar dunia komedian profesional ke komunitas StandupIndo Tuban.
Arie menceritakan, awal kiprahnya di dunia komedi dimulai saat bergabung dengan komunitas StandupIndo Malang pada 2011. Selanjutnya kompetisi stand up comedy dari salah satu stasiun televisi swasta yang membuka audisi di Surabaya pada 2013.
Kompetisi yang mentahbiskannya dalam tiga besar tersebut mengubah sebagian besar hidup Arie dari sebelumnya mahasiswa menyambi freelance inovator, menjadi salah satu nama komedian besar tanah air. ‘’Semua itu proses,’’ ungkapnya.
Suami artis Indah Permatasari ini mengatakan, komedian adalah pe kerjaan di dunia entertainment yang tak mudah dilakukan. Wajarnya pesulap dan penyanyi, seorang komedian memiliki kewajiban menghibur para pengunjung yang datang untuk melihatnya.
Keberhasilan seorang komedian dinilai saat dia tampil dan membuat banyak orang tertawa. Hal ini yang harus dipelajari siapa pun yang serius menggeluti dunia komedi.
‘’Jika ingin jadi komedian, harus jadi komedian yang profesional,’’ tegasnya.
Sutradara film layar lebar Pelukis Hantu ini mengatakan, komedian adalah akar dari banyak hiburan yang saat ini berkembang di Indonesia. Hampir semua acara mulai sinetron, film layar lebar, talkshow, audisi pencarian bakat, hingga YouTube diisi oleh komedian.
Sebagian besar pelawak yang mengisi layar kaca saat ini lahir dari stand up comedy. Ini menjadi bukti bahwa banyak orang yang butuh hiburan.
‘’Komedi ini obat bagi perasaan-perasaan yang sedang sakit,’’ tuturnya.
Meski sudah banyak komedian yang lahir dari stand up comedy, Arie memberi semangat bahwa lahan entertainment masih sangat hijau. Dia menjelaskan, selama seorang komedian tersebut bisa membuktikan kualitasnya, maka tawaran manggung tidak akan pernah sepi.
‘’Semoga suatu saat ada komedian besar yang lahir dari Tuban,’’ ujarnya berharap. (yud/ds)