Dunia modeling di Tuban melahirkan sosok-sosok baru. Banyak anggapan, mereka yang memiliki wajah rupawan semakin mudah mendeklarasikan diri sebagai model. Benarkan demikian? Berikut penuturan Mardella Pujiana di Indept Talk Podcast Jawa Pos Radar Tuban.
‘’WAJARNYA sebuah kanvas pada lukisan. Seorang cewek yang menerjuni model harus siap dipoles dengan berbagai goresan make up,’’ kata Mardella Pujiana.
Della, sapaannya, baru lulus SMA dua tahun lalu. Sadar memiliki wajah yang eye catching, dia mulai menerjuni dunia modeling. Lebih dari satu tahun, cewek berambut panjang itu menerima banyak tawaran menjadi model rias, produk gaun, dan sebagainya.
Della mengatakan, seseorang bisa disebut model jika sudah menjadi peraga sebuah produk secara berkelanjutan. Wajarnya seorang peraga, model harus memiliki modal utama wajah yang cantik dan postur tubuh yang ideal.
Karena itu, kata dia, harus ada perlakuan khusus untuk menjaga wajah agar tetap cantik dan postur tubuh ideal. Untuk merawat wajah, Della rutin melakukan skincare. Perawatan juga berlaku untuk kulit dan rambut yang sering jadi media promosi produk kecantikan kulit dan rambut. Sedangkan untuk menjaga postur tubuh, lulusan SMAN 3 Tuban ini menjaga pola makan dan rutin berolahraga di gym. Dia menjadwalkan pergi ke gym dua hingga tiga kali sepekan.
‘’Saya menghindari makan gorengan dan berlemak karena bisa merusak postur badan,’’ ucapnya.
Della menuturkan, model tak hanya membutuhkan paras cantik dan tubuh proporsional. Lebih dari itu, seorang model juga harus memiliki inner beauty atau kecantikan dari dalam. Seperti sikap yang baik dan ramah kepada orang-orang terdekat.
Dia mengemukakan, aura positif dari seorang model itu akan terpancar saat sesi pemotretan.
‘’Dengan menjaga perasaan agar selalu bahagia, maka hasil foto bisa lebih menyenangkan untuk dilihat,’’ kata dia.
Anak pertama dari dua bersaudara ini mengatakan, jika sudah memiliki wajah cantik dan postur tubuh yang ideal, langkah selanjutnya adalah memperbanyak relasi. Sebagian besar remaja Tuban memulai karir model dengan menjadi model rias dan gaun pengantin.
‘’Setelah banyak tawaran jadi model rias dan gaun, biasanya akan merambah ke produk,’’ ujarnya.
Della mengatakan, seorang model tak selalu harus memiliki pengikut yang banyak di media sosial (medsos). Itu karena banyak pemilik jasa yang tak membutuhkan hal itu. Terpenting seorang model harus memiliki wajah fotogenik dan attitude yang baik.
‘’Followers (pengikut, Red) medsos bisa dibeli. Namun, karakter dan inner beauty hanya bisa dimiliki orang-orang tertentu,’’ tuturnya. (yud/ds)