TUBAN, Radar Tuban – Pandemi Covid-19 menjadi mimpi buruk bagi penyelenggara outbound. Mulai awal pandemi Covid-19 sekitar Maret 2020 hingga 2021, nyaris tak pernah digelar kegiatan edukasi yang dikemas dalam permainan di luar ruang tersebut.
Salah satu owner outbound di Tuban, Abdul Malik mengatakan, selama pandemi Covid-19 nyaris tidak ada layanan outbound. Mereka takut menjadi media penularan. Selain itu, masyarakat juga meminimalisasi keluar rumah dan berkerumun.
Kondisi ini diperparah dengan dibatasinya pembelajaran tatap muka. ‘’Jadi kegiatan kami lumpuh total dan order yang masuk harus cancel semua,’’ ujarnya.
Malik, panggilan akrabnya menyampaikan, baru November 2021, pihaknya kembali menerima permintaan event. Salah satunya dari lembaga pendidikan.
‘’Beberapa bulan ini kami bisa menerima 20 sampai 30 event per bulan,’’ ujarnya.
Setelah tiga bulan mulai bangkit, kini marak Covid-19 varian Omicron. Akibatnya, order yang telanjur diterima kembali dibatalkan.
‘’Gara-gara isu-isu PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, Red),’’ tuturnya.
Selama ini, lanjut pria asal Montong ini, banyak lembaga yang tidak tahu persis ketentuan PPKM. Terlebih, tidak ada surat edaran yang mengatur boleh-tidaknya berkegiatan di luar.
Dia mencontohkan sekarang ini ada delapan permintaan kegiatan outbound yang tiba-tiba di-cancel dan ditunda. (fud/ds)
TUBAN, Radar Tuban – Pandemi Covid-19 menjadi mimpi buruk bagi penyelenggara outbound. Mulai awal pandemi Covid-19 sekitar Maret 2020 hingga 2021, nyaris tak pernah digelar kegiatan edukasi yang dikemas dalam permainan di luar ruang tersebut.
Salah satu owner outbound di Tuban, Abdul Malik mengatakan, selama pandemi Covid-19 nyaris tidak ada layanan outbound. Mereka takut menjadi media penularan. Selain itu, masyarakat juga meminimalisasi keluar rumah dan berkerumun.
Kondisi ini diperparah dengan dibatasinya pembelajaran tatap muka. ‘’Jadi kegiatan kami lumpuh total dan order yang masuk harus cancel semua,’’ ujarnya.
Malik, panggilan akrabnya menyampaikan, baru November 2021, pihaknya kembali menerima permintaan event. Salah satunya dari lembaga pendidikan.
‘’Beberapa bulan ini kami bisa menerima 20 sampai 30 event per bulan,’’ ujarnya.
- Advertisement -
Setelah tiga bulan mulai bangkit, kini marak Covid-19 varian Omicron. Akibatnya, order yang telanjur diterima kembali dibatalkan.
‘’Gara-gara isu-isu PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat, Red),’’ tuturnya.
Selama ini, lanjut pria asal Montong ini, banyak lembaga yang tidak tahu persis ketentuan PPKM. Terlebih, tidak ada surat edaran yang mengatur boleh-tidaknya berkegiatan di luar.
Dia mencontohkan sekarang ini ada delapan permintaan kegiatan outbound yang tiba-tiba di-cancel dan ditunda. (fud/ds)