Dari Deklarasikan Hari Menggambar Nasional
TUBAN, Radar Tuban – Puluhan seniman rupa berkumpul di Barak Omah Krecaan, Desa Wotsogo, Kecamatan Jatirogo kemarin (14/5).
Para perupa dari sepuluh komunitas seni rupa di Kota Legen itu bersama-sama mendeklarasikan 2 Mei sebagai Hari Menggambar Nasional.
Pendeklarasian tersebut merupakan bagian dari deklarasi se-Indonesia yang dilangsungkan di hari yang sama. Khusus di Jawa Timur, pendeklarasian ini hanya digelar di Tuban, Pasuruan, dan Surabaya.
Koordinator Perupa Tuban Muchammad Nahrussodiq menyampaikan, dengan diikutkannya Tuban sebagai daerah yang mendeklarasikan Hari Menggambar Nasional, belantika kesenirupaan Tuban telah diakui skala nasional. Tidak lantas berkutat atau terbatas di tingkat lokal. Pria yang akrab disapa Nahrus ini melanjutkan, bagi internal para perupa Tuban sendiri, acara ini menjadi ajang untuk bersilaturahmi. Diungkapkan olehnya, dalam hal pemikiran, para seniman memang cenderung susah bersatu. Namun, dalam hal sosial dan giat karya, beda cerita. ‘’Kalau urusan sosial dan karya, satu frekuensi,’’ tandasnya.
Dia menyampaikan, sebagai wujud dari penyatuaan sosial dan giat karya itu para perupa yang berasal dari sepuluh komunitas sepakat menggelar pameran di tiga titik. Tiga lokasi tersebut masing-masing berada di Barak Omah Krecaan, Desa Wotsogo, Kecamatan Jatirogo, Warung Kopi Rakjat, Desa Tunggulrejo, Kecamatan Singgahan, dan Rumah Persinggahan, Jalan Pramuka, Kota Tuban. Di tiga lokasi tersebut, pameran seni rupa untuk mendukung pendeklarasian Hari Menggambar Nasional berlangsung selama satu pekan. ‘’Dari tanggal 14 hingga 31 Mei,’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Tuban di lokasi.
Sarjana seni rupa lulusan Sekolah Tinggi Wilwatikta Surabaya ini berharap, pendeklarasian Hari Menggambar Nasional sekaligus pameran di tiga titik tersebut bisa merangsang masyarakat untuk semakin akrab dengan seni rupa. Dikemukakan olehnya, seni rupa adalah refleksi atau sebuah ekspresi perasaan manusia dan sosial yang diguratkan. Praktis, selain menghibur, pameran seni rupa punya fungsi menujukkan sesuatu keadaan yang tengah berlangsung di masyarakat era ini.
Senada diungkapkan tuan rumah acara sekaligus perintis Komunitas Seni Jatirogo Sutiyono. Dikatakan olehnya, keterlibatan para perupa Tuban dalam deklarasi Hari Menggambar Nasional amat disyukuri. Menurutnya, dengan keterlibatan tersebut, seni rupa Tuban telah mendapat legitimasi di tingkat nasional. Ihwal pameran di tiga titik selama sepekan, guru seni budaya SMPN 1 Jatirogo ini melanjutkan, hal itu menjadi representasi bahwa daya seni rupa Tuban bertaraf tinggi.
‘’Ke depan, daya seni itu perlu terus dilestarikan dan didorong untuk kemunculan bibit-bibit baru serta pengembangannya,’’ tuturnya.
Pria yang akrab disapa Pak Sut ini membeberkan, soal bibit-bibit baru itu, khusus di wilayah Jatirogo saat ini dirasa sudah cukup banyak. Dikemukakan olehnya, beberapa pemuda dan pemudi kecamatan paling barat daya Bumi Ronggolawe ini mengenyam pendidikan seni di perguruan tinggi. Misalnya, Institut Seni Jogjakarta atau Surakarta. Besar harapannya, mahasiswa dan mahasiswi yang menggeluti kesenian itu nantinya bisa mengamalkan ilmu di kampung halaman masing-masing.
Sekadar diketahui, sepuluh komunitas yang berpartisipasi dalam deklarasi Hari Menggambar Nasional ini di antaranya Komunitas Seni Jatiorogo, Rumah Persinggahan, Kusno Art, Sanggare Cah-Cah, Sirkus Kota, Komunitas Seni Tuban, Komunitas Seni SMUJA, Nggeneng Art Home, Komunitas Seni Ronggolawe (KSR) Universitas Rongolawe, dan Tuban Doodle Art. Dalam acara tersebut, secara mendadak hadir pula Wakil Bupati Tuban Riyadi. Orang nomor dua se-Kabupaten Tuban tersebut sangat mengapresiasi acara. Dia menyampaikan, acara tersebut merupakan bukti kesenian Kota Kambang Putih kaya dan berwarna. (sab/tok)