27.7 C
Tuban
Sunday, 24 November 2024
spot_img
spot_img

Tak Terima Dipecat, Camat Soko Tuban Dilaporkan Kasunnya ke Polisi

spot_img

TUBAN – Eko Sugiarto, yang dipecat sebagai Kepala Dusun (Kadus) Semanding, Desa Sandingrowo, Kecamatan Soko pada 7 Juni lalu, melawan.

Selasa (3/10), dia melaporkan Camat Soko Sucipto ke Satreskrim Polres Tuban atas tuduhan pemalsuan surat laporan terkait berita acara pemecatan.

Didampingi kuasa hukumnya, Nang Engki Anom Suseno dan Heri Tri Widodo, Eko menceritakan bahwa pemecatan dirinya sebagai perangkat desa oleh Camat Soko Sucipto dinilai cacat hukum.

Sehingga, selain melaporkan atas tuduhan pasal 263 KUHP tentang pemalsuan surat, Eko juga menggugat perdata atas pemecatannya ke Pengadilan Negeri (PN) Tuban.

‘’Saya merasa pemecatan ini janggal,’’ kata dia kepada Jawa Pos Radar Tuban.

Eko menjelaskan, pemecatannya berawal saat dirinya dimintai rokok orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) bernama Cipto.

Namun dirinya menolak karena tak membawa rokok yang dimaksud, hingga membuat ODGJ tersebut mengamuk.

Merasa harus membela diri, pria berkulit sawo matang ini melawan dibantu Yasran, temannya.

Baca Juga :  Senori-Parengan Rawan Kekeringan

‘’Perlawanan saya dengan Yasran membuat ODGJ tersebut meninggal dunia di lokasi kejadian,’’ ungkap dia.

Selanjutnya, pria 39 tahun itu didakwa bersalah sesuai pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang mengakibatkan kematian.

Eko dan Yasran divonis hukuman 10 bulan penjara pada 2021 lalu. Setelah bebas, dia sempat bekerja seperti semula hingga enam bulan.

Namun saat sudah melalui pekerjaannya hampir setengah tahun, surat pemecatan terhadap dirinya baru terbit.

‘’Surat pemecatan saya tertanggal 7 Juni tapi baru diberikan ke saya 4 Juli,’’ kata dia.

Nang Engki menambahkan, lamanya rentang waktu pemecatan dengan surat yang diberikan, membuat Eko menduga bahwa pihak kecamatan sengaja agar Eko tak memiliki waktu dalam masa sanggah.

Kejanggalan itulah yang dia gugat perdata dan pidana sekaligus. Dia mengaku akan terus mencari keadilan atas kasusnya tersebut.

‘’Kami melaporkan Camat Soko Sucipto atas dugaan pemalsuan surat sesuai pasal 253 KUHP dan gugatan perdata,’’ tuturnya.

Baca Juga :  Nevi Terdakwa Kasus Korupsi APBDes Bunut Dituntut Empat Tahun Penjara

Dikonfirmasi terkait pelaporan kepada dirinya, Camat Soko Sucipto mengaku heran.

Menurutnya, dia hanya menjalankan tugas selaku pemegang wilayah administratif.

Sucipto mengaku sudah mengetahui bahwa Eko melawan keputusan pemberhentian tugas dengan menggugat ke Pengadilan Negeri (PN) Tuban dan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

‘’Kalau digugat ke PN dan PTUN saya sudah tahu, tapi terkait laporan ke polisi saya belum tahu,’’ kata dia.

Mantan Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi BKPSDM (Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) mengatakan, pemberhentian Eko sudah sesuai aturan. Untuk mekanisme pemberhentian sepenuhnya dilakukan kepala desa.

Berdasarkan laporan kepala desa, kata Sucipto, Eko beberapa kali diundang dalam acara pemberhentian tapi tidak hadir.

‘’Yang berkompeten untuk memberi komentar tentang pemberhentian ini kepala desa,’’ tandasnya. (yud/tok)

 

TUBAN – Eko Sugiarto, yang dipecat sebagai Kepala Dusun (Kadus) Semanding, Desa Sandingrowo, Kecamatan Soko pada 7 Juni lalu, melawan.

Selasa (3/10), dia melaporkan Camat Soko Sucipto ke Satreskrim Polres Tuban atas tuduhan pemalsuan surat laporan terkait berita acara pemecatan.

Didampingi kuasa hukumnya, Nang Engki Anom Suseno dan Heri Tri Widodo, Eko menceritakan bahwa pemecatan dirinya sebagai perangkat desa oleh Camat Soko Sucipto dinilai cacat hukum.

Sehingga, selain melaporkan atas tuduhan pasal 263 KUHP tentang pemalsuan surat, Eko juga menggugat perdata atas pemecatannya ke Pengadilan Negeri (PN) Tuban.

‘’Saya merasa pemecatan ini janggal,’’ kata dia kepada Jawa Pos Radar Tuban.

- Advertisement -

Eko menjelaskan, pemecatannya berawal saat dirinya dimintai rokok orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) bernama Cipto.

Namun dirinya menolak karena tak membawa rokok yang dimaksud, hingga membuat ODGJ tersebut mengamuk.

Merasa harus membela diri, pria berkulit sawo matang ini melawan dibantu Yasran, temannya.

Baca Juga :  OJK Imbau Konsumen Lapor Polisi Jika Dapat Ancaman dari Penagih Utang

‘’Perlawanan saya dengan Yasran membuat ODGJ tersebut meninggal dunia di lokasi kejadian,’’ ungkap dia.

Selanjutnya, pria 39 tahun itu didakwa bersalah sesuai pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang mengakibatkan kematian.

Eko dan Yasran divonis hukuman 10 bulan penjara pada 2021 lalu. Setelah bebas, dia sempat bekerja seperti semula hingga enam bulan.

Namun saat sudah melalui pekerjaannya hampir setengah tahun, surat pemecatan terhadap dirinya baru terbit.

‘’Surat pemecatan saya tertanggal 7 Juni tapi baru diberikan ke saya 4 Juli,’’ kata dia.

Nang Engki menambahkan, lamanya rentang waktu pemecatan dengan surat yang diberikan, membuat Eko menduga bahwa pihak kecamatan sengaja agar Eko tak memiliki waktu dalam masa sanggah.

Kejanggalan itulah yang dia gugat perdata dan pidana sekaligus. Dia mengaku akan terus mencari keadilan atas kasusnya tersebut.

‘’Kami melaporkan Camat Soko Sucipto atas dugaan pemalsuan surat sesuai pasal 253 KUHP dan gugatan perdata,’’ tuturnya.

Baca Juga :  Penyelidikan Pengadaan Mesin APMD Mengambang

Dikonfirmasi terkait pelaporan kepada dirinya, Camat Soko Sucipto mengaku heran.

Menurutnya, dia hanya menjalankan tugas selaku pemegang wilayah administratif.

Sucipto mengaku sudah mengetahui bahwa Eko melawan keputusan pemberhentian tugas dengan menggugat ke Pengadilan Negeri (PN) Tuban dan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

‘’Kalau digugat ke PN dan PTUN saya sudah tahu, tapi terkait laporan ke polisi saya belum tahu,’’ kata dia.

Mantan Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi BKPSDM (Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) mengatakan, pemberhentian Eko sudah sesuai aturan. Untuk mekanisme pemberhentian sepenuhnya dilakukan kepala desa.

Berdasarkan laporan kepala desa, kata Sucipto, Eko beberapa kali diundang dalam acara pemberhentian tapi tidak hadir.

‘’Yang berkompeten untuk memberi komentar tentang pemberhentian ini kepala desa,’’ tandasnya. (yud/tok)

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img