TUBAN, Radar Tuban – Kasatlantas Polres Tuban AKP Arum Inambala menambahkan, penyerahan barang bukti kendaraan bermotor tersebut mengungkap fenomena sosial bahwa pemilik kendaraan brong dan pelaku balap liar didominasi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Mereka rata-rata dari keluarga petani dan berpenghasilan minim.
Arum sapaan akrabnya menyampaikan, hal ini menunjukkan sebuah paradoks. ”Hobi motor itu biayanya besar. Pemilik kendaraan brong atau pelaku balap liar punya kecenderungan memaksakan diri,” ujarnya.
Dia menuturkan, berdasar informasi yang diterima, pemilik kendaraan brong dan pelaku balap liar bekerja serabutan. Beberapa di antaranya bertani dan menjadi kuli. Dari pekerjaan tersebut, Arum menyampaikan, mereka menabung untuk membeli spare part demi memodifikasi motor sesuai keinginan.
Hal tersebut, kata dia, tak masalah bagi mereka yang sudah mempunyai pekerjaan dan bisa menabung. Namun, bagi yang masih sekolah atau pengangguran, hal tersebut sangat tidak sehat. Itu karena mereka masih meminta biaya pembelian spare part dan modifikasi motor dari orang tua.
”Kalau orang tuanya mampu, barangkali tak menjadi soal. Tapi, kalau orang tuanya kurang mampu, tentu sangat memberatkan,” keluhnya.
Berdasar informasi yang didapat, lanjut Arum, sebagian pelaku balap liar anak putus sekolah. Paling kecil berumur 15 tahun.
Menanggapi hal tersebut, dia menggarisbawahi pesan wakapolres; pendidikan keluarga amatlah penting. Keluarga berperan membentuk kepribadian seseorang. Termasuk dalam mengambil sikap dan tindakan.
Polwan berjilbab ini optimistis balap liar dan kendaraan brong di jalan raya wilayah hukum Polres Tuban bisa dikurangi melalui pendekatan psikologi dan sosial di lingkup keluarga.
”Kalau kepolisian tidak bisa maksimal, kami lebih konsen pada pencegahan teknis dan penanganan kejadian saja,” ujarnya.
Salah satu orang tua pemilik kendaraan brong dan pelaku balap liar mengatakan, sebelum datang ke Polres Tuban, dirinya sudah berkali-kali mengingatkan kepada anaknya untuk mendengarkan nasihatnya. Namun, anaknya justru terpengaruh teman-temannya.
Polwan asal Palembang, Sumatera Selatan ini berharap kepada para pemilik kendaraan brong dan pelaku balap liar untuk menghentikan hobinya. ”Alangkah baiknya apabila diganti dengan kegiatan lain yang lebih positif dan produktif,” ujarnya.(sab/ds)