TUBAN, Radar Tuban – Bangkai ayam yang dibuang Tani, 65, kemarin (11/1) pagi memicu petaka. Itu karena Hartono, keponakannya yang tak terima bangkai tersebut dibuang di depan rumahnya, membuat perhitungan. Dia tidak hanya memarahi lansia tersebut. Cekcok mulut keduanya berakhir dengan sabetan sabit di telinga dan perut korban. Darah yang mengucur dari tubuh Tani mengakibatkan dia tak bisa bertahan dan meninggal.
Kapolsek Merakurak AKP Ciput Abidin mengatakan, peristiwa berdarah tersebut di Dusun Becok, Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak kemarin sekitar pukul 07.30.
Kepada Jawa Pos Radar Tuban, dia memaparkan, peristiwa bermula saat tersangka keluar rumah dan mendapati bangkai ayam di halamannya. Pria 42 tahun ini tahu yang membuang bangkai tersebut pamannya sekaligus pemilik ternak. Hartono yang naik pitam tersebut berbuat kalap. ‘’Keduanya tidak ada dendam. Motifnya karena sakit hati karena ada bangkai,’’ terangnya.
Mantan wakapolsek Tuban ini mengatakan, pembacokan berlangsung di depan rumah korban. Saat sejumlah warga menolong, Tani masih bernyawa. Korban baru mengembuskan napas terakhir setelah dimasukkan ke dalam rumahnya.
Petugas yang mendapat laporan langsung mendatangi lokasi kejadian. Pelaku diamankan di rumahnya dengan barang bukti berupa sabit dan kaus berlumuran darah. ‘’Pelaku dijemput tanpa perlawanan,’’ ujar Ciput.
Perwira berpangkat balok tiga ini mengatakan, korban merupakan paman dari pelaku. Sebelumnya, hubungan keduanya baik-baik saja. Saat ditanya penyidik, pelaku mengaku nekat menghabisi nyawa pamannya karena sakit hati. Terlebih, saat ditegur, korban tak langsung memindahkan bangkai. Melainkan malah memilih adu mulut dengan tersangka. Atas kejadian tersebut, tersangka terancam pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. Ancaman hukumannya paling lama 15 tahun. (yud/ds)
TUBAN, Radar Tuban – Bangkai ayam yang dibuang Tani, 65, kemarin (11/1) pagi memicu petaka. Itu karena Hartono, keponakannya yang tak terima bangkai tersebut dibuang di depan rumahnya, membuat perhitungan. Dia tidak hanya memarahi lansia tersebut. Cekcok mulut keduanya berakhir dengan sabetan sabit di telinga dan perut korban. Darah yang mengucur dari tubuh Tani mengakibatkan dia tak bisa bertahan dan meninggal.
Kapolsek Merakurak AKP Ciput Abidin mengatakan, peristiwa berdarah tersebut di Dusun Becok, Desa Tegalrejo, Kecamatan Merakurak kemarin sekitar pukul 07.30.
Kepada Jawa Pos Radar Tuban, dia memaparkan, peristiwa bermula saat tersangka keluar rumah dan mendapati bangkai ayam di halamannya. Pria 42 tahun ini tahu yang membuang bangkai tersebut pamannya sekaligus pemilik ternak. Hartono yang naik pitam tersebut berbuat kalap. ‘’Keduanya tidak ada dendam. Motifnya karena sakit hati karena ada bangkai,’’ terangnya.
Mantan wakapolsek Tuban ini mengatakan, pembacokan berlangsung di depan rumah korban. Saat sejumlah warga menolong, Tani masih bernyawa. Korban baru mengembuskan napas terakhir setelah dimasukkan ke dalam rumahnya.
Petugas yang mendapat laporan langsung mendatangi lokasi kejadian. Pelaku diamankan di rumahnya dengan barang bukti berupa sabit dan kaus berlumuran darah. ‘’Pelaku dijemput tanpa perlawanan,’’ ujar Ciput.
- Advertisement -
Perwira berpangkat balok tiga ini mengatakan, korban merupakan paman dari pelaku. Sebelumnya, hubungan keduanya baik-baik saja. Saat ditanya penyidik, pelaku mengaku nekat menghabisi nyawa pamannya karena sakit hati. Terlebih, saat ditegur, korban tak langsung memindahkan bangkai. Melainkan malah memilih adu mulut dengan tersangka. Atas kejadian tersebut, tersangka terancam pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. Ancaman hukumannya paling lama 15 tahun. (yud/ds)