Radartuban.jawapos.com – Bingung dan tak tahu harus mengadu ke mana. Mungkin, itu yang ada dalam benak Mbok Sri (bukan nama sebenarnya), 49. Kemarin (12/7) sekitar pukul 09.15, dia masuk ke gerbang Pendapa Krida Manunggal Tuban. Baru melangkah sekitar sepuluh meter, dia terhenti dan kemudian duduk sambil menangis di tepi jalan masuk pendapa. Petugas piket satpol PP pun mendatanginya.
Kepada petugas, Mbok Sri yang menangis sesenggukan meminta izin untuk menghadap ke Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky. Ditanya keperluannya, Mbok Sri yang awalnya tutup mulut akhirnya mau bercerita.
Dia terang-terangan mengaku ikut menanggung utang anaknya sebesar Rp 50 juta setelah kalah judi online. Judi dimaksud melalui aplikasi game chips domino.
Mbok Sri yang sehari-harinya berjualan camilan di pinggir jalan bingung karena hampir setiap hari ditagih banyak rentenir dengan nominal beragam. Semuanya menagih utang yang dipinjam anaknya dengan nominal mulai Rp 1-10 juta. Merasa sudah tak memiliki tempat untuk mengadu, janda yang tinggal di salah satu kelurahan di Kecamatan Tuban ini hendak menyampaikan kesedihannya ke bupati.
Kasi Operasi dan Pengendalian Satpol PP Tuban Chusnul Yaqin mengatakan, setelah mendapat laporan dari petugas piket, pihaknya langsung mengantar pulang wanita tersebut ke rumahnya. Dia juga meminta seluruh keluarga wanita tersebut untuk saling bahu- membahu meringankan beban utang tersebut. Pihaknya juga memanggil lurah dan perangkatnya untuk mencari jalan keluar terkait persoalan itu. (yud/ds)