Radartuban.jawapos.com – BRI menanggapi viralnya video terkurasnya tabungan senilai Rp 10 juta milik nasabah bank tersebut.
Brand Manager BRI Tuban Ayub Burhan menjelaskan, hilangnya saldo Rp 10 juta tersebut bukan karena kesalahan sistem bank. ”Melainkan kesalahan dari nasabah yang terjebak link phising. Karena itu, saya mengimbau masyarakat agar lebih bijak dan cerdas dalam menggunakan ponsel,” terangnya menjelaskan pemicu  pencurian saldo pada Selasa (22/11) malam dan langsung dilaporkan ke bank keesokan harinya.
Pejabat asal Bandung itu menjelaskan, beragam modus penipuan yang mengatasnamakan perbankan bisa diantisipasi. Salah satunya tidak mudah menginstal aplikasi atau klik tautan yang berbahaya.
Dia memastikan pihak bank tidak pernah meminta nasabah untuk klik tautan dalam bentuk apa pun. Jadi jika ada pihak yang melakukan hal tersebut, dipastikan penipuan. ‘’Tidak ada pengembalian saldo karena bukan kesalahan sistem, melainkan karena nasabah sendiri,’’ tegasnya.
Seperti diketahui, belakangan viral video yang diunggah @laidiaalthof di TikTok. Video yang direkam di depan kantor BRI Branch Office Tuban itu memaparkan bahwa Laidia menjadi korban hilangnya saldo senilai Rp 10 juta. Dalam video berdurasi hampir tiga menit itu, Laidia menyalahkan pihak BRI yang membiarkan saldo miliknya Rp 10 juta lenyap. ‘’Saya mendapat notifikasi dari BRI tentang pengeluaran keuangan saya, padahal saya tidak merasa transaksi,’’ kata dia.
Dalam video tersebut, Laidia mengakui bahwa dia baru saja mengklik tautan yang dikirim oleh pihak ekspedisi JNE. Tautan inilah yang diduga menyedot data pada ponselnya hingga menyedot informasi berupa username dan PIN pada Brimo atau aplikasi BRI Mobile di ponsel nasabah tersebut. Meski mengakui sudah klik link, Laidia tetap bersikukuh bahwa BRI sebagai pihak yang patut disalahkan atas hilangnya saldo di rekening miliknya. (yud/ds)
Radartuban.jawapos.com – BRI menanggapi viralnya video terkurasnya tabungan senilai Rp 10 juta milik nasabah bank tersebut.
Brand Manager BRI Tuban Ayub Burhan menjelaskan, hilangnya saldo Rp 10 juta tersebut bukan karena kesalahan sistem bank. ”Melainkan kesalahan dari nasabah yang terjebak link phising. Karena itu, saya mengimbau masyarakat agar lebih bijak dan cerdas dalam menggunakan ponsel,” terangnya menjelaskan pemicu  pencurian saldo pada Selasa (22/11) malam dan langsung dilaporkan ke bank keesokan harinya.
Pejabat asal Bandung itu menjelaskan, beragam modus penipuan yang mengatasnamakan perbankan bisa diantisipasi. Salah satunya tidak mudah menginstal aplikasi atau klik tautan yang berbahaya.
Dia memastikan pihak bank tidak pernah meminta nasabah untuk klik tautan dalam bentuk apa pun. Jadi jika ada pihak yang melakukan hal tersebut, dipastikan penipuan. ‘’Tidak ada pengembalian saldo karena bukan kesalahan sistem, melainkan karena nasabah sendiri,’’ tegasnya.
Seperti diketahui, belakangan viral video yang diunggah @laidiaalthof di TikTok. Video yang direkam di depan kantor BRI Branch Office Tuban itu memaparkan bahwa Laidia menjadi korban hilangnya saldo senilai Rp 10 juta. Dalam video berdurasi hampir tiga menit itu, Laidia menyalahkan pihak BRI yang membiarkan saldo miliknya Rp 10 juta lenyap. ‘’Saya mendapat notifikasi dari BRI tentang pengeluaran keuangan saya, padahal saya tidak merasa transaksi,’’ kata dia.
- Advertisement -
Dalam video tersebut, Laidia mengakui bahwa dia baru saja mengklik tautan yang dikirim oleh pihak ekspedisi JNE. Tautan inilah yang diduga menyedot data pada ponselnya hingga menyedot informasi berupa username dan PIN pada Brimo atau aplikasi BRI Mobile di ponsel nasabah tersebut. Meski mengakui sudah klik link, Laidia tetap bersikukuh bahwa BRI sebagai pihak yang patut disalahkan atas hilangnya saldo di rekening miliknya. (yud/ds)