Radartuban.jawapos.com – Jauh dari hiruk-pikuk Ibu Kota Azerbaijan, Baku, puing-puing bangunan di Aghdam ringkih berdiri, letih menjadi saksi sejarah dari konflik antara Azerbaijan dan Armenia.
Dinding-dinding bangunan banyak yang bolong-bolong, tak beratap, bahkan nyaris runtuh serta terlihat kusam dimakan usia.
Deretan bangkai mobil tua yang hancur, onggokan reruntuhan dinding, dan tumpukan pasir dapat ditemukan di berbagai sudut kota yang dulu dikenal sebagai salah satu distrik terbesar dan terindah di Azerbaijan.
Akibat konflik, keindahan kota bernama Aghdam yang berarti istana kecil dalam Bahasa Turki kuno tak berbekas.
Distrik yang memiliki luas kurang lebih 1.154 km2 itu kini tidak berpenghuni, sepi, dan sunyi.
Distrik tersebut terpaksa ditinggalkan penghuninya karena agresi militer yang dilakukan Armenia setelah pembubaran Uni Soviet pada tahun 1991.
Sebelum pendudukan oleh Armenia, industri berat, makanan ringan, serta pertanian dikembangkan di Aghdam.
Aghdam terlibat dalam perang Karabakh pertama yang pecah pada 1988, menurut Penasihat Senior pada Perwakilan Khusus Presiden Azerbaijan di bagian Wilayah Ekonomi Karabakh yang dibebaskan Araz N. Imanov saat ditemui ANTARA di Aghdam, Azerbaijan, beberapa waktu lalu.
Perang berdarah itu berlangsung hingga gencatan senjata pada tahun 1994 dan membuat Armenia menduduki 20 persen wilayah Azerbaijan. Lebih dari 30.000 orang Azerbaijan terbunuh, satu juta lainnya diusir dari tanah tersebut.
Radartuban.jawapos.com – Jauh dari hiruk-pikuk Ibu Kota Azerbaijan, Baku, puing-puing bangunan di Aghdam ringkih berdiri, letih menjadi saksi sejarah dari konflik antara Azerbaijan dan Armenia.
Dinding-dinding bangunan banyak yang bolong-bolong, tak beratap, bahkan nyaris runtuh serta terlihat kusam dimakan usia.
Deretan bangkai mobil tua yang hancur, onggokan reruntuhan dinding, dan tumpukan pasir dapat ditemukan di berbagai sudut kota yang dulu dikenal sebagai salah satu distrik terbesar dan terindah di Azerbaijan.
Akibat konflik, keindahan kota bernama Aghdam yang berarti istana kecil dalam Bahasa Turki kuno tak berbekas.
Distrik yang memiliki luas kurang lebih 1.154 km2 itu kini tidak berpenghuni, sepi, dan sunyi.
- Advertisement -
Distrik tersebut terpaksa ditinggalkan penghuninya karena agresi militer yang dilakukan Armenia setelah pembubaran Uni Soviet pada tahun 1991.
Sebelum pendudukan oleh Armenia, industri berat, makanan ringan, serta pertanian dikembangkan di Aghdam.
Aghdam terlibat dalam perang Karabakh pertama yang pecah pada 1988, menurut Penasihat Senior pada Perwakilan Khusus Presiden Azerbaijan di bagian Wilayah Ekonomi Karabakh yang dibebaskan Araz N. Imanov saat ditemui ANTARA di Aghdam, Azerbaijan, beberapa waktu lalu.
Perang berdarah itu berlangsung hingga gencatan senjata pada tahun 1994 dan membuat Armenia menduduki 20 persen wilayah Azerbaijan. Lebih dari 30.000 orang Azerbaijan terbunuh, satu juta lainnya diusir dari tanah tersebut.