Pendudukan Aghdam berakhir setelah 27 tahun sebagai akibat dari perang selama 6 minggu antara Armenia dan Azerbaijan pada tahun 2020.
Pada 27 September 2020, konflik puluhan tahun antara kedua negara meningkat setelah pasukan Armenia yang dikerahkan di tanah Azerbaijan yang diduduki menembaki posisi militer dan permukiman sipil Azerbaijan.
Imanov mengatakan selama operasi serangan balik yang berlangsung selama 44 hari, pasukan Azerbaijan membebaskan lebih dari 300 permukiman, termasuk kota Jabrayil, Fuzuli, Zangilan, Gubadli, dan Shusha, dari pendudukan ilegal Armenia selama hampir 30 tahun.
Perang Karabakh Kedua berakhir dengan perjanjian perdamaian trilateral antara Rusia, Azerbaijan, dan Armenia yang ditandatangani pada 10 November 2020,
Berdasarkan perjanjian tersebut, Armenia juga mengembalikan distrik Aghdam, Kalbajar, dan Lachin yang diduduki ke Azerbaijan. Aghdam adalah distrik Azerbaijan pertama yang dibebaskan pascaperang yang ditetapkan oleh dokumen tersebut.
Tak lama setelah perang, Imanov mengatakan pemerintah Azerbaijan memulai operasi pembersihan kawasan dari ranjau secara ekstensif di tanah yang pernah diduduki.
Operasi ranjau, bagaimanapun, menghadapi banyak tantangan karena penolakan Armenia untuk menyerahkan peta wilayah di mana ranjau darat berada.
Awal 2021, Armenia menyerahkan beberapa peta ladang ranjau dari distrik Aghdam, Fuzuli, dan Zangilan yang pernah diduduki.
Peta tersebut diharapkan membantu mengidentifikasi koordinat dari total 189.000 ranjau anti-tank dan anti-personel.
Imanov mengatakan Azerbaijan saat ini masih membersihkan kawasan dari ranjau darat yang ditanam oleh Armenia.
Setelah semua ranjau darat berhasil diangkat maka rakyat Azerbaijan, yang dulunya terusir dari tanah kelahiran mereka akibat agresi militer Armenia, dapat kembali pulang.
Saat ini mereka yang terusir dari tanah kelahiran mereka akibat Perang Karabakh Pertama tinggal di sekitar kota Baku, Ganja, maupun Sumqayit.
Ia mengatakan pihaknya membutuhkan bantuan, baik itu keuangan maupun teknologi dari semua pihak, baik itu negara maupun lembaga internasional untuk mendukung program pembersihan ratusan ribu ranjau darat.
Pembangunan
Imanov mengatakan pemerintah saat ini sedang melakukan pekerjaan rekonstruksi dan restorasi skala besar di distrik Aghdam, Fuzuli, Shusha, dan lainnya.