Radartuban.jawapos.com – Kewaspadaan perlu ditingkatkan. Dunia mulai menghadapi ancaman virus yang selama ini bersembunyi di dalam es. Akibat pemanasan global, es mulai mencair dan membangkitkan virus dari “tidur panjang”, salah satunya virus zombie.
Virus zombie ditemukan setelah terperangkap di permafrost Siberia selama hampir 50 ribu tahun. Sebuah tim dari Pusat Riset Ilmiah Nasional Prancis mengatakan, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menilai bahaya apa yang dapat terjadi dari risiko virus di permafrost (es yang membeku) karena perubahan iklim menyebabkan lanskap yang beku mencair.
Sebanyak 13 virus baru diidentifikasi oleh para ilmuwan yang melihat sampel permafrost yang dikumpulkan dari Rusia. Salah satu virus tetap menular setelah lebih dari 48.500 tahun berada di lapisan es yang dalam.
Penelitian dipimpin oleh ahli mikrobiologi Jean-Marie Alempic. Studi tersebut belum ditinjau oleh rekan sejawat. Peneliti mencatat sejauh ini penelitian terbatas terhadap virus hidup yang ditemukan di permafrost. Para penulis menilai virus zombie bukanlah ancaman kesehatan masyarakat.
“Seperempat belahan bumi utara ditopang oleh tanah beku permanen, yang disebut permafrost,” kata peneliti seperti dilansir dari Sky News, Kamis (1/12).
“Karena pemanasan iklim, permafrost yang mencair secara permanen melepaskan bahan organik yang membeku hingga satu juta tahun, yang sebagian besar terurai menjadi karbon dioksida dan metana, yang semakin meningkatkan efek rumah kaca,” tambah pernyataan itu.
“Bagian dari bahan organik ini juga terdiri dari mikroba seluler yang dihidupkan kembali serta virus yang tetap tidak aktif sejak zaman prasejarah,” kata para peneliti. (jpg)
Radartuban.jawapos.com – Kewaspadaan perlu ditingkatkan. Dunia mulai menghadapi ancaman virus yang selama ini bersembunyi di dalam es. Akibat pemanasan global, es mulai mencair dan membangkitkan virus dari “tidur panjang”, salah satunya virus zombie.
Virus zombie ditemukan setelah terperangkap di permafrost Siberia selama hampir 50 ribu tahun. Sebuah tim dari Pusat Riset Ilmiah Nasional Prancis mengatakan, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menilai bahaya apa yang dapat terjadi dari risiko virus di permafrost (es yang membeku) karena perubahan iklim menyebabkan lanskap yang beku mencair.
Sebanyak 13 virus baru diidentifikasi oleh para ilmuwan yang melihat sampel permafrost yang dikumpulkan dari Rusia. Salah satu virus tetap menular setelah lebih dari 48.500 tahun berada di lapisan es yang dalam.
Penelitian dipimpin oleh ahli mikrobiologi Jean-Marie Alempic. Studi tersebut belum ditinjau oleh rekan sejawat. Peneliti mencatat sejauh ini penelitian terbatas terhadap virus hidup yang ditemukan di permafrost. Para penulis menilai virus zombie bukanlah ancaman kesehatan masyarakat.
“Seperempat belahan bumi utara ditopang oleh tanah beku permanen, yang disebut permafrost,” kata peneliti seperti dilansir dari Sky News, Kamis (1/12).
- Advertisement -
“Karena pemanasan iklim, permafrost yang mencair secara permanen melepaskan bahan organik yang membeku hingga satu juta tahun, yang sebagian besar terurai menjadi karbon dioksida dan metana, yang semakin meningkatkan efek rumah kaca,” tambah pernyataan itu.
“Bagian dari bahan organik ini juga terdiri dari mikroba seluler yang dihidupkan kembali serta virus yang tetap tidak aktif sejak zaman prasejarah,” kata para peneliti. (jpg)