TUBAN, Radar Tuban – Sempat tersendat menjelang akhir 2021, kini stok vaksin di Tuban cukup melimpah. Saking banyaknya, hingga beberapa kali dilakukan realokasi untuk menghindari vaksin yang expired. Jika diakumulasi, angkanya mencapai ribuan.
Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban Bambang Priyo Utomo memastikan, sejauh ini belum ada stok vaksin di Tuban yang melewati batas waktu.
‘’Kita selalu antisipasi itu (terjadinya vaksin yang kadaluwarsa, Red) dengan melakukan realokasi ke sejumlah kabupaten/kota lain yang membutuhkan vaksin tambahan,’’ kata Bambang kemarin (7/3).
Praktis, belum ada catatan vaksin di Tuban yang kadaluwarsa. Namun demikian, Bambang mengakui, jika tidak dilakukan realokasi, potensi vaksin yang melebihi batas waktu aman untuk digunakan.
Dia menyampaikan, maksimal dua minggu sebelum vaksin expired sudah harus dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
‘’Kalau ada kabupaten/kota lain yang membutuhkan, kita kirim. Tapi kalau tidak ada yang membutuhkan, kita kirim ke dinas kesehatan provinsi untuk ditukar vaksin yang baru, dengan jenis (vaksin, Red) sesuai kebutuhan,’’ ujarnya.
Bagaimana dengan stok vaksin saat ini? Bambang menyampaikan, sejauh ini stok vaksin di Bumi Ronggolawe masih sangat aman. Artinya, mampu memenuhi kebutuhan.
Sekretaris Dinkes P2KB Tuban Lulut Purwanto menambahkan, tidak jarang vaksin yang mendekati masa kedaluwarsa tersebut karena alokasi vaksin yang diterima memang mendekati masa expired. Bukan karena faktor cakupan vaksinasi yang tidak mencapai target.
‘’Untuk cakupan vaksinasi sudah maksimal. Dosis satu dan dua sudah mencapai target yang ditetapkan (Mendagri, Red), tapi karena memang kualitas vaksin ada batasnya, sehingga tetap bisa expired,’’ katanya.
Supaya tidak kadaluwarsa, lanjut Lulut, institusinya selalu mengambil langkah taktis dengan melakukan realokasi ke kabupaten/kota lain yang membutuhkan atau mengembalikan ke dinas kesehatan provinsi.
‘’Setiap hari selalu kita kontrol. Laporan dari masing-masing puskesmas melalui korim (koordinator imunisasi puskesmas), sehingga kita tahu sejauh mana batas waktu vaksin yang masih bisa digunakan,’’ terang mantan kasi kesehatan masyarakat (kesmas) itu.
Lulut menambahkan, meski cakupan vaksinasi di Kabupaten Tuban sudah mencapai target yang ditetapkan, baik vaksin dosis pertama maupun dua, namun karena penambahan kasus aktif masih terus muncul, sehingga Tuban tetap bertahan di level 2 PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat).
‘’Di Jawa Timur tidak ada yang level 1. Adanya level 2 dan 3. Dan, Tuban level 2,’’ tandasnya. (tok/ds)