TUBAN, Radar Tuban – Merebaknya kasus demam berdarah di Tuban dua bulan terakhir berpengaruh pada ketersediaan trombosit di Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Tuban.
Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Humas PMI Tuban Sarju Effendi mengatakan, sejak kasus demam berdarah melonjak, permintaan trombosit di bank darah PMI Tuban meningkat. Imbasnya, stok sel darah di lembaga berlogo tanda plus berwarna merah tersebut menipis.
‘’Sampai pukul 15.00 ini, stok trombosit nol,’’ ujarnya saat dihubungi kemarin (17/3).
Sarju sapaan akrabnya menyampaikan, habisnya trombosit di institusinya dipicu dari permintaan delapan kantong trombosit secara bersamaan pada sehari sebelumnya. Permintaan tersebut berasal dari pasien yang rata-rata menderita demam berdarah di beberapa fasilitas kesehatan.
Pria bertubuh tinggi jangkung ini juga menyampaikan, selain banyaknya permintaan, stok trombosit sering kali menipis karena masa kedaluwarsanya yang singkat.
‘’Trombosit hanya bisa dipakai lima hari,’’ ujarnya.
Sarju berharap masyarakat tergerak untuk mendonorkan darah atau trombositnya ke PMI Tuban. Hal tersebut demi menjaga kestabilan stok trombolit dalam melayani masyarakat yang membutuhkan.
‘’Jika ada permintaan dan stok kosong, sebisa mungkin akan kami carikan,’’ tegas pria asal Desa Tunah, Kecamatan Semanding itu.
Sekadar diketahui, donor trombosit agak berbeda dengan donor darah konvensional. Dalam dunia kedokteran, donor trombosit disebut dengan donor Apheresis, yakni pengambilan satu zat dalam darah.
Donor trombosit penting untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan masalah kesehatan tertentu.
Selain demam berdarah, penyakit lain yang membutuhkan trombosit adalah pasien kanker. Pasien ini cenderung mengalami pembekuan darah akibat sering terkena radiasi dalam proses kemoterapi. Untuk mencairkan pembekuan darah tersebut, pasien kanker amat butuh trombosit. Trombosit juga berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh bagi orang yang sering terpapar penyakit.
Selain trombosit, PMI Tuban juga menyediakan plasma konvalesen. Sarju menyampaikan, untuk stok kemarin (17/3) tersedia 248 kantong. Stok tersebut aman untuk memenuhi kebutuhan selama satu hingga dua minggu ke depan. (sab/ds)