Radartuban.jawapos.com – Kasus gagal ginjal akut pada anak semakin memprihatinkan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) hingga kemarin (20 /10) mencatat 206 kasus yang terjadi pada 20 provinsi. Dari jumlah tersebut, 99 pasien meninggal dunia.
Di Tuban, Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban memastikan, di Bumi Ronggolawe belum ditemukan kasus tersebut.
Kepala Dinkes P2KB Tuban Bambang Priyo Utomo mengatakan, meski belum ada kasus, peluang terjangkitnya gagal ginjal akut tetap ada. Karena itu, patut diwaspadai. Dia mengimbau masyarakat tidak perlu panik karena penyakit tersebut bisa diantisipasi. Salah satunya membersihkan lingkungan. Pertimbangannya, lingkungan kotor bisa menjadi sumber penyakit pada anak.
‘’Terpenting jaga diri agar tidak sakit,’’ tegas dokter lulusan Universitas Brawijaya (UB) Malang itu.
Bambang mengatakan, hal terpenting yang harus dilakukan orang tua jika sang buah hati sakit adalah memberi obat sesuai resep dokter.
Dia menyampaikan, pemberian obat tanpa resep dokter sangat berisiko. Beberapa kasus yang terjadi, anak terjangkit gagal ginjal akut karena minum obat melebihi dosis.
‘’Jika anak sakit, lebih baik diperiksakan dan meminta obat sesuai resep dokter agar aman,’’ imbau mantan kepala Puskesmas Tambakboyo itu.
Bambang mengemukakan, sebagian besar kasus gagal ginjal akut dimulai saat anak demam, batuk, dan flu. Penyebabnya, bisa karena cuaca atau salah makan.
Selanjutnya, sebagian orang tua diduga membeli obat tanpa resep dokter. Obat inilah yang diberikan secara berlebihan kepada balita.
‘’Langkah ini yang menjadi pemicu awal. Untuk saat ini, Tuban masih nol kasus, tapi tetap wajib diwaspadai,’’ tegasnya. (yud/ds)