27.7 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

Terlambat Ditangani, SR Kondisinya Memburuk

spot_img

MASUK rumah sakit dalam keadaan sangat buruk,” terang Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr R. Koesma Tuban Abdurrohman menjelaskan penyebab  kematian pasien demam berdarah pertama di Tuban kemarin (21/1) sekitar pukul 11.15.  Pasien tersebut berinisial SR, 6, warga Kelurahan Karangsari, Kecamatan Tuban.

Kepada Jawa Pos Radar Tuban, dia menerangkan, bocah tersebut dibawa orang tuanya ke RSUD pada Jumat (21/1) dini hari sekitar pukul 01.00.

Ketika itu, kondisinya demam tinggi. Kesadaran tidak penuh dan terjadi pendarahan di gusi. Ketika menjalani perawatan, kondisi SR sempat membaik beberapa waktu. Namun, setelah itu kembali memburuk. Bahkan, SR sempat mengalami kejang akibat dengue shock syndorme (DSS).

Baca Juga :  Waspada Demam Berdarah, di Tuban Sehari Rerata 2-3 Kasus

Abdurrohman menjelaskan, DSS merupakan kondisi paling buruk bagi penderita demam berdarah. Pasalnya, pada kondisi ini aliran darah ke seluruh jaringan tubuh akan menurun. Imbasnya terjadi kekurangan oksigen dan menyebabkan kejang, kerusakan pada hati, jantung, otak, dan paru-paru, penggumpalan darah, hingga kematian. ”Pasca mengalami DSS, akhirnya SR meninggal pukul 11.15,” ujarnya.

Mantah Plt. direktur RSUD dr R. Koesma Tuban ini mengungkapkan, penanganan SR amat terlambat. Berdasar informasi dari keluarga, bungsu dari dua bersaudara ini mengalami demam sejak Senin (17/1). Selama demam, dia tidak mendapat perawatan intensif. Setelah kondisinya memburuk, SR dibawa ke rumah sakit. ”Betul-betul sangat telat. Sangat disayangkan sekali,” keluhnya.

Baca Juga :  Demam Berdarah Mewabah (Lagi)

Di bagian lain, Abdurrohman mengimbau  orang tua yang anaknya menderita gejala demam berdarah untuk segera membawa ke fasilitas kesehatan terdekat. ”Demi keselamatan sang anak, jangan sampai lengah. Demam berdarah membutuhkan perawatan medis yang serius,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti, Abdurrohman meminta kepada para orang tua untuk lebih mengawasi putra-putrinya agar tidak bermain di tempat yang berpotensi ada nyamuk demam berdarah.

Selain itu, upaya 3M plus harus terus digalakkan. Di antaranya, menguras jamban, menutup bejana yang terbuka, dan mengubur barang yang tidak terpakai. (sab/ds)

MASUK rumah sakit dalam keadaan sangat buruk,” terang Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr R. Koesma Tuban Abdurrohman menjelaskan penyebab  kematian pasien demam berdarah pertama di Tuban kemarin (21/1) sekitar pukul 11.15.  Pasien tersebut berinisial SR, 6, warga Kelurahan Karangsari, Kecamatan Tuban.

Kepada Jawa Pos Radar Tuban, dia menerangkan, bocah tersebut dibawa orang tuanya ke RSUD pada Jumat (21/1) dini hari sekitar pukul 01.00.

Ketika itu, kondisinya demam tinggi. Kesadaran tidak penuh dan terjadi pendarahan di gusi. Ketika menjalani perawatan, kondisi SR sempat membaik beberapa waktu. Namun, setelah itu kembali memburuk. Bahkan, SR sempat mengalami kejang akibat dengue shock syndorme (DSS).

Baca Juga :  Ingatkan Sebaran DBD Semakin Luas, Dinkes P2KB Ajak Lakukan 3M Plus

Abdurrohman menjelaskan, DSS merupakan kondisi paling buruk bagi penderita demam berdarah. Pasalnya, pada kondisi ini aliran darah ke seluruh jaringan tubuh akan menurun. Imbasnya terjadi kekurangan oksigen dan menyebabkan kejang, kerusakan pada hati, jantung, otak, dan paru-paru, penggumpalan darah, hingga kematian. ”Pasca mengalami DSS, akhirnya SR meninggal pukul 11.15,” ujarnya.

Mantah Plt. direktur RSUD dr R. Koesma Tuban ini mengungkapkan, penanganan SR amat terlambat. Berdasar informasi dari keluarga, bungsu dari dua bersaudara ini mengalami demam sejak Senin (17/1). Selama demam, dia tidak mendapat perawatan intensif. Setelah kondisinya memburuk, SR dibawa ke rumah sakit. ”Betul-betul sangat telat. Sangat disayangkan sekali,” keluhnya.

- Advertisement -
Baca Juga :  Demam Berdarah Merebak, Stok Trombosit Kosong

Di bagian lain, Abdurrohman mengimbau  orang tua yang anaknya menderita gejala demam berdarah untuk segera membawa ke fasilitas kesehatan terdekat. ”Demi keselamatan sang anak, jangan sampai lengah. Demam berdarah membutuhkan perawatan medis yang serius,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti, Abdurrohman meminta kepada para orang tua untuk lebih mengawasi putra-putrinya agar tidak bermain di tempat yang berpotensi ada nyamuk demam berdarah.

Selain itu, upaya 3M plus harus terus digalakkan. Di antaranya, menguras jamban, menutup bejana yang terbuka, dan mengubur barang yang tidak terpakai. (sab/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img