Mugi sapaannya, mengatakan, mitos yang beredar turun-te murun itu kerap memakan korban. Salah satunya adalah pasien operasi Caesar yang harus dijahit dua kali.
Pemicunya selama masa pemulihan pascaoperasi, dia sama sekali tak makan protein karena tarak atau takut dengan mitos.
‘’Akibat tarak makanan ini, luka pasien tidak mengering dan justru tambah parah, sehingga harus dijahit dua kali,’’ kata dia menjelaskan bahaya mitos tersebut.
Ibu muda itu juga mengatakan, bekas jahitan sulit dijahit kembali bila selama masa pemulihan kon disi kulit mengeras.
Karena itu, kepercayaan pasien terhadap mitos harus dibayar mahal. Selain membuang waktu, tenaga, dan biaya, juga lebih menyakitkan jika berdampak pada kesehatan.
‘’Kami setiap selesai operasi selalu menyarankan kepada pasien untuk tidak percaya mitos, tapi sering terbentur dengan keluarga pasien sendiri,’’ tutur perawat yang mengabdi di RSNU sejak 2009 itu.
Mugi juga mengungkapkan, seorang pasien pascaoperasi yang hanya makan nasi, garam, dan kerupuk selama masa pemulihan. Hal ini justru membahayakan ke sehatan pasien dan bisa berdampak serius jika dilakukan dalam waktu lama.
‘’Mitos kesehatan ini harus segera diluruskan agar tidak ada korban lagi. Keluarga pasien berperan penting untuk mendukung mitos ini agar tidak turun ke anak-cucunya,’’ ujarnya.
Selain membahas mitos pasca operasi, Mugi juga mengupas mitos patah tulang yang berakibat salah penanganan pasien tersebut. Terbanyak membawa korban patah tulang ke sangkal putung atau pengobatan alternatif.
Mitos-mitos tersebut dibahas dalam Indepth Talk Podcast Jawa Pos Radar Tuban yang akan tayang pekan ini. Jangan lupa untuk subscribe, like, dan komen untuk mendapatkan konten informasi dan edukasi lainnya. (yud/ds)
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.