28.2 C
Tuban
Sunday, 7 December 2025
spot_img
spot_img

Dinkes P2KB: Menangkal Sebaran Aedes Aegypti Tidak Cukup Mengandalkan Fogging

TUBAN, Radar Tuban – Sekretaris Dinkes P2KB Tuban Lulut Purwanto menyampaikan, sepanjang Januari lalu, total pasien DBD yang terdata di institusinya sebanyak 96 kasus. Dari angka tersebut, dua di antaranya meninggal dunia. Sementara bulan ini, terhitung sejak 1-21 Februari tercatat 34 kasus. Dari data yang masuk ke dinkes P2KB, belum ada pasien yang meninggal.

‘’Untuk laporan pasien meninggal baru Januari lalu,’’ terang mantan kasi kesehatan masyarakat (kesmas) dinkes itu.

Praktis, sepanjang dua bulan terakhir, menurut catatan dinkes P2KB, sudah tiga pasien DBD yang meninggal dunia. Bertambahnya jumlah pasien DBD yang meninggal dunia menjadi catatan serius bagi institusi tersebut. Karenanya, langkah-langkah taktis pun terus dilakukan. Termasuk kegiatan fogging, semakin masif dilakukan.

Baca Juga :  UT Tutup, Mahasiswa Datangi Dewan Sampaikan Empat Tuntutan

Namun, pejabat lulusan diploma IV gizi masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Indinesia (FKUI) ini menegaskan, kewaspadaan tinggi terhadap persebaran nyamuk Aedes aegypti ini tidak cukup hanya mengandalkan fogging.

Pejabat yang gemar berpantun ini menegaskan, pengasapan adalah langkah terakhir. Menurutnya, yang lebih diutamakan dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) adalah pola hidup bersih melalui 3M plus. Yakni, menguras, menutup, mengubur, dan plus—menghindari gigitan nyamuk, tidur memakai kelambu, memakai obat nyamuk, menabur abate/ikan pemakan jentik nyamuk, dan menata baju gantungan, serta tetap memerhatikan pola hidup sehat.

Electronic money exchangers listing

‘’Ibaratnya, jangan sampai membersihkan lantai yang kotor, tapi malah lalai membenahi genting yang bocor. Paradigma sehat harus lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif. Tentu tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif,’’ tegas Lulut.

Baca Juga :  Empat Pelaku Peretas Telepon Seluler Modus Apk Diringkus di Jawa Tengah

Paradigma tersebut sejalan dengan teori klasik HL Bloom, yang menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat itu sangat dipengaruhi oleh perilaku sebanyak 35 persen dan lingkungan 45 persen. Karena itu, persenjataan utama dalam menangkal segala bentuk penyakit atau virus adalah pola hidup bersih dan sehat (PHBS). (tok/ds)

TUBAN, Radar Tuban – Sekretaris Dinkes P2KB Tuban Lulut Purwanto menyampaikan, sepanjang Januari lalu, total pasien DBD yang terdata di institusinya sebanyak 96 kasus. Dari angka tersebut, dua di antaranya meninggal dunia. Sementara bulan ini, terhitung sejak 1-21 Februari tercatat 34 kasus. Dari data yang masuk ke dinkes P2KB, belum ada pasien yang meninggal.

‘’Untuk laporan pasien meninggal baru Januari lalu,’’ terang mantan kasi kesehatan masyarakat (kesmas) dinkes itu.

Praktis, sepanjang dua bulan terakhir, menurut catatan dinkes P2KB, sudah tiga pasien DBD yang meninggal dunia. Bertambahnya jumlah pasien DBD yang meninggal dunia menjadi catatan serius bagi institusi tersebut. Karenanya, langkah-langkah taktis pun terus dilakukan. Termasuk kegiatan fogging, semakin masif dilakukan.

Baca Juga :  Demam Berdarah Merebak, Stok Trombosit Kosong

Namun, pejabat lulusan diploma IV gizi masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Indinesia (FKUI) ini menegaskan, kewaspadaan tinggi terhadap persebaran nyamuk Aedes aegypti ini tidak cukup hanya mengandalkan fogging.

Pejabat yang gemar berpantun ini menegaskan, pengasapan adalah langkah terakhir. Menurutnya, yang lebih diutamakan dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) adalah pola hidup bersih melalui 3M plus. Yakni, menguras, menutup, mengubur, dan plus—menghindari gigitan nyamuk, tidur memakai kelambu, memakai obat nyamuk, menabur abate/ikan pemakan jentik nyamuk, dan menata baju gantungan, serta tetap memerhatikan pola hidup sehat.

- Advertisement -

‘’Ibaratnya, jangan sampai membersihkan lantai yang kotor, tapi malah lalai membenahi genting yang bocor. Paradigma sehat harus lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif. Tentu tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif,’’ tegas Lulut.

Baca Juga :  Pola Asuh Ciri Khas Para Ayah Juga Dibutuhkan untuk Tumbuh Kembang Anak

Paradigma tersebut sejalan dengan teori klasik HL Bloom, yang menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat itu sangat dipengaruhi oleh perilaku sebanyak 35 persen dan lingkungan 45 persen. Karena itu, persenjataan utama dalam menangkal segala bentuk penyakit atau virus adalah pola hidup bersih dan sehat (PHBS). (tok/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radarbisnis.com

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Bisnis WhatsApp Channel : https:http://bit.ly/3DonStL. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img