TUBAN, Radar Tuban – Sebaran virus Aedes aegypti di Tuban kembali memakan korban. Beberapa hari lalu, satu pasien demam berdarah dengue (DBD) dikabarkan kembali meninggal setelah menjalani perawatan intensif di RSUD dr R. Soetomo Surabaya.
Direktur RSUD dr R. Koesma Tuban Mashudi membenarkan pasien DBD yang kembali meninggal setelah dirujuk ke RSUD dr R. Soetomo Surabaya.
‘’Jadi, meninggal di RS Soetomo, bukan di RSUD Koesma,’’ katanya kepada Jawa Radar Tuban kemarin (22/2).
Diakui mantan kepala Puskesmas Prambontergayang, Kecamatan Soko ini, pasien asal Desa/Kecamatan Semanding itu sempat menjalani perawatan di RSUD Koesma selama dua hari. Selanjutnya, pada 17 Februari pasien dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya untuk menjalani perawatan secara intensif. Namun, takdir berkata lain, nyawa pasien yang masih anak-anak itu tidak terselamatkan.
Menurut catatan Jawa Pos Radar Tuban, itu merupakan pasien kedua DBD yang meninggal selama dua bulan terakhir. Sebelumnya, pada 21 Januari seorang bocah berumur enam tahun yang tinggal di Kelurahan Karangsari, Kecamatan Tuban meninggal di RSUD Koesma.
Sekretaris Dinkes P2KB Tuban Lulut Purwanto membenarkan pasien DBD yang kembali meninggal tersebut. Namun, detail datanya dia belum bisa menyampaikan.
‘’Kita sudah menerima informasi itu (pasien DBD meninggal dunia, Red), tapi untuk data pastinya kami belum menerima,’’ ujar Lulut, sapaan akrabnya. (tok/ds)
TUBAN, Radar Tuban – Sebaran virus Aedes aegypti di Tuban kembali memakan korban. Beberapa hari lalu, satu pasien demam berdarah dengue (DBD) dikabarkan kembali meninggal setelah menjalani perawatan intensif di RSUD dr R. Soetomo Surabaya.
Direktur RSUD dr R. Koesma Tuban Mashudi membenarkan pasien DBD yang kembali meninggal setelah dirujuk ke RSUD dr R. Soetomo Surabaya.
‘’Jadi, meninggal di RS Soetomo, bukan di RSUD Koesma,’’ katanya kepada Jawa Radar Tuban kemarin (22/2).
Diakui mantan kepala Puskesmas Prambontergayang, Kecamatan Soko ini, pasien asal Desa/Kecamatan Semanding itu sempat menjalani perawatan di RSUD Koesma selama dua hari. Selanjutnya, pada 17 Februari pasien dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya untuk menjalani perawatan secara intensif. Namun, takdir berkata lain, nyawa pasien yang masih anak-anak itu tidak terselamatkan.
Menurut catatan Jawa Pos Radar Tuban, itu merupakan pasien kedua DBD yang meninggal selama dua bulan terakhir. Sebelumnya, pada 21 Januari seorang bocah berumur enam tahun yang tinggal di Kelurahan Karangsari, Kecamatan Tuban meninggal di RSUD Koesma.
- Advertisement -
Sekretaris Dinkes P2KB Tuban Lulut Purwanto membenarkan pasien DBD yang kembali meninggal tersebut. Namun, detail datanya dia belum bisa menyampaikan.
‘’Kita sudah menerima informasi itu (pasien DBD meninggal dunia, Red), tapi untuk data pastinya kami belum menerima,’’ ujar Lulut, sapaan akrabnya. (tok/ds)