Radartuban.jawapos.com – Kasus demam berdarah (DB) di Tuban tahun ini kembali mewabah. Tanda-tanda tersebut terlihat dari melonjaknya pasien DB di RSUD dr R. Koesma Tuban selama bulan ini yang tercatat 30 kasus. Jumlah tersebut belum termasuk pasien yang dirawat di fasilitas kesehatan lain di Bumi Ronggolawe.
Meski tergolong tinggi, tak satu pun pasien akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti tersebut yang meninggal.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr R. Koesma Tuban Masyhudi mengatakan, masih tingginya penyakit DB selama Agustus memang tidak biasa.
‘’Ini di luar prediksi,’’ ujar nya kepada Jawa Pos Radar Tuban kemarin (25/8).
Dia menyampaikan, pada Agustus ini rumah sakit yang dipimpinnya tercatat menangani 30 kasus DB. Pasien terbanyak anak-anak berusia 4–17 tahun yang berasal dari wilayah Kecamatan Tuban dan sekitarnya.
Masyhudi menganalisa, tren wabah DB yang masih garang pada bulan ini dipicu hujan yang masih turun hingga Juli.
‘’Genangan air yang banyak bermunculan menjadi sarang dan berkembangbiaknya nyamuk DB,’’ kata dia.
Dokter yang berdomisili di Kecamatan Soko ini kemudian memaparkan total pasien DB selama Januari—Agustus atau delapan bulan yang ditangani RSUD. Jumlahnya 155 kasus. Dari jumlah tersebut korban meninggal tiga orang. Pasien meninggal pertama pada April. Korbannya berusia 14 tahun. Sedangkan pasien kedua dan ketiga pada Juli.
Korbannya berusia sepuluh tahun dan 17 tahun.
Masyhudi mengemukakan, 155 kasus DB dengan tiga korban jiwa selama delapan bulan menjadi atensi institusinya. Itu karena angka tersebut tergolong tinggi.
Bandingkan dengan interval bulan yang sama pada 2021. Jumlah kasusnya hanya 109 kasus.
‘’Jadi tahun ini ada peningkatan,’’ imbuhnya.
Menyikapi kondisi tersebut, Masyhudi mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dengan memastikan kebersihan lingkungan sekitar. Tak kalah pentingnya adalah upaya mencegah perkembangbiakan nyamuk penyebab DB. (sab/ds)