27.9 C
Tuban
Saturday, 23 November 2024
spot_img
spot_img

Tuban Kota Legen, Sepakat?

spot_img

Ahmad Atho'illah

Oleh: Ahmad Atho’illah, Redaktur Jawa Pos Radar Tuban

SAYA lahir dan lama tinggal di Tuban. Namun, sampai saat ini masih bingung ketika ditanya seorang kawan tentang sebutan kota Tuban. Apa ya? Tetapi, sepertinya tidak hanya saya saja yang nir-jawaban ketika muncul pertanyaan tersebut. Kawan lain, yang bahkan seorang apartur sipil negara (ASN) di lingkup Pemkab Tuban, pun juga masih bingung saat mendapat pertanyaan yang sama.

Tidak heran, banyak kawan dari luar yang menganggap Kabupaten Tuban tidak memiliki julukan atau sebutan yang pasti. Padahal, jamaknya setiap kota atau kabupaten tidak lepas dari nama julukan.

Banyuwangi misalnya. Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini memiliki beberapa julukan yang menunjukan indentitas Banyuwangi. Di antara julukan yang melakat dengan Banyuwangi, yakni The Sunrise of Java dan Kota Gandrung. Ketika orang menyebut The Sunrise of Java, maka yang ada di pikiran kita adalah Banyuwangi. Pun saat menyebut Kota Gandrung, lagi-lagi yang muncul dalam angan kita adalah kabupaten yang berbatasan langsung dengan Selat Bali tersebut.

Contoh lain, Ponorogo. Dari dulu sampai sekarang, kota gudangnya kesenian tradisional ini lekat dengan sebutan Kota Reog. Meski kesenian yang sama juga lestari di daerah lain, tapi sebutan Kota Reog tetap menjadi milik Ponorogo.

Baca Juga :  Ijon dan Kemelaratan Nelayan

Setali tiga uang dengan kabupaten tetangga, Bojonegoro dan Lamongan. Masing-masing juga memiliki julukan yang sudah melekat. Bojonegoro dikenal sebagai Kota Ledre, dan Lamongan dikenal sebagai Kota Soto.

Lalu, bagaimana dengan Tuban? Masih bingung. Kalau dijuluki Kota Wali, kok ya belum konsisten. Disebut Kota Ronggolawe, kok ya abot sanggane (maklum, masih mengandung nilai sejarah kepentingan politik).

Selain karena persoalan sejarah yang menarik untuk diceritakan (tapi tidak di sini), baik Kota Wali maupun Bumi Ronggolawe, juga sama-sama tidak berangkat pada identitas—tradisi, budaya, maupun sebagai produk unggulan yang melekat pada karakteristik Kabupaten Tuban.

Menurut saya (tidak mewakili banyak orang), yang paling khas menjadi sebutan Tuban adalah Kota Legen. Opsi lain, (tapi tidak perlu direspon) adalah Kota Tuak. Sebab, tuak memiliki sejarah yang sangat panjang dan lekat dengan identitas Tuban. Sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Bahkan, dari cerita tutur yang saya dapat, tuak sudah ada sejak abad ke-9 Masehi, ketika orang Tar-Tar dari Mongolia mengalahkan tentara Kerajaan Daha (Kediri). Untuk merayakan kemenangan tersebut, orang-orang Tar-Tar kemudian singgah di Tuban untuk merayakan kemenangan dengan minum tuak.

Nah, dari cerita tutur di atas bisa diterima kan ya, kenapa pilihan sebutan Tuban sebagai Kota Tuak sulit diwujudkan. Sebab, tuak identik dengan mabuk-mabukan.

Baca Juga :  Rektor IIKNU Sebut Kehadiran Wapres di Wisuda IIKNU Mengukir Sejarah

Karena itu, yang paling tepat dan mewakili perasaan orang lain—sefrekuensi dengan saya, adalah Tuban Kota Legen. Pun sejatinya legen dan tuak adalah minuman khas Tuban yang sama-sama dihasilkan dari pohon sejenis—orang-orang menyebutnya pohon lontar atau pohon bogor. Baik legen dan tuak dihasilkan dari getah pohon tersebut. Hanya saja, proses pengolahannya yang beda, sehingga menghasilkan minuman tuak dan legen.

Secara kemurnian, legen lebih murni. Sebab, legen dibuat tanpa campuran—langsung dari getah pohon lontar yang dikumpulkan. Beda dengan tuak, yang proses pembuatannya sudah dicampur dengan babakan atau kulit pohon untuk menghasilkan rasa tuak. Getah pohon lontar yang diproses menjadi tuak rasanya sudah beda. Rasanya lebih pahit dan bisa memabukan bagi yang minum berlebihan.

Nah, dari literatur yang ada tersebut, legen memang lebih tepat dijadikan sebagai julukan Kota Tuban. Sebab, sebelum menjadi tuak, pun sesungguhan legen.

Praktis, akan sangat spesial apabila Pemkab Tuban melalui intervensi kebijakan mampu mem-branding legen sebagai julukan Kota Tuban.

Tentunya, ini bukan hanya soal branding, tapi juga untuk membudahkan orang-orang mengenal Tuban. Apalagi saat mendapat pertanyaan: Tuban kota apa? Maka, dengan mantab saya akan menjawab: Tuban Kota Legen. Sekian. (*)

Ahmad Atho'illah

Oleh: Ahmad Atho’illah, Redaktur Jawa Pos Radar Tuban

SAYA lahir dan lama tinggal di Tuban. Namun, sampai saat ini masih bingung ketika ditanya seorang kawan tentang sebutan kota Tuban. Apa ya? Tetapi, sepertinya tidak hanya saya saja yang nir-jawaban ketika muncul pertanyaan tersebut. Kawan lain, yang bahkan seorang apartur sipil negara (ASN) di lingkup Pemkab Tuban, pun juga masih bingung saat mendapat pertanyaan yang sama.

Tidak heran, banyak kawan dari luar yang menganggap Kabupaten Tuban tidak memiliki julukan atau sebutan yang pasti. Padahal, jamaknya setiap kota atau kabupaten tidak lepas dari nama julukan.

Banyuwangi misalnya. Kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini memiliki beberapa julukan yang menunjukan indentitas Banyuwangi. Di antara julukan yang melakat dengan Banyuwangi, yakni The Sunrise of Java dan Kota Gandrung. Ketika orang menyebut The Sunrise of Java, maka yang ada di pikiran kita adalah Banyuwangi. Pun saat menyebut Kota Gandrung, lagi-lagi yang muncul dalam angan kita adalah kabupaten yang berbatasan langsung dengan Selat Bali tersebut.

- Advertisement -

Contoh lain, Ponorogo. Dari dulu sampai sekarang, kota gudangnya kesenian tradisional ini lekat dengan sebutan Kota Reog. Meski kesenian yang sama juga lestari di daerah lain, tapi sebutan Kota Reog tetap menjadi milik Ponorogo.

Baca Juga :  Pengunjung Haul Sunan Bonang Ke-514 2023 Tembus 30 Ribu

Setali tiga uang dengan kabupaten tetangga, Bojonegoro dan Lamongan. Masing-masing juga memiliki julukan yang sudah melekat. Bojonegoro dikenal sebagai Kota Ledre, dan Lamongan dikenal sebagai Kota Soto.

Lalu, bagaimana dengan Tuban? Masih bingung. Kalau dijuluki Kota Wali, kok ya belum konsisten. Disebut Kota Ronggolawe, kok ya abot sanggane (maklum, masih mengandung nilai sejarah kepentingan politik).

Selain karena persoalan sejarah yang menarik untuk diceritakan (tapi tidak di sini), baik Kota Wali maupun Bumi Ronggolawe, juga sama-sama tidak berangkat pada identitas—tradisi, budaya, maupun sebagai produk unggulan yang melekat pada karakteristik Kabupaten Tuban.

Menurut saya (tidak mewakili banyak orang), yang paling khas menjadi sebutan Tuban adalah Kota Legen. Opsi lain, (tapi tidak perlu direspon) adalah Kota Tuak. Sebab, tuak memiliki sejarah yang sangat panjang dan lekat dengan identitas Tuban. Sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Bahkan, dari cerita tutur yang saya dapat, tuak sudah ada sejak abad ke-9 Masehi, ketika orang Tar-Tar dari Mongolia mengalahkan tentara Kerajaan Daha (Kediri). Untuk merayakan kemenangan tersebut, orang-orang Tar-Tar kemudian singgah di Tuban untuk merayakan kemenangan dengan minum tuak.

Nah, dari cerita tutur di atas bisa diterima kan ya, kenapa pilihan sebutan Tuban sebagai Kota Tuak sulit diwujudkan. Sebab, tuak identik dengan mabuk-mabukan.

Baca Juga :  HPN 2024: Momentum Menjaga Integritas Pers

Karena itu, yang paling tepat dan mewakili perasaan orang lain—sefrekuensi dengan saya, adalah Tuban Kota Legen. Pun sejatinya legen dan tuak adalah minuman khas Tuban yang sama-sama dihasilkan dari pohon sejenis—orang-orang menyebutnya pohon lontar atau pohon bogor. Baik legen dan tuak dihasilkan dari getah pohon tersebut. Hanya saja, proses pengolahannya yang beda, sehingga menghasilkan minuman tuak dan legen.

Secara kemurnian, legen lebih murni. Sebab, legen dibuat tanpa campuran—langsung dari getah pohon lontar yang dikumpulkan. Beda dengan tuak, yang proses pembuatannya sudah dicampur dengan babakan atau kulit pohon untuk menghasilkan rasa tuak. Getah pohon lontar yang diproses menjadi tuak rasanya sudah beda. Rasanya lebih pahit dan bisa memabukan bagi yang minum berlebihan.

Nah, dari literatur yang ada tersebut, legen memang lebih tepat dijadikan sebagai julukan Kota Tuban. Sebab, sebelum menjadi tuak, pun sesungguhan legen.

Praktis, akan sangat spesial apabila Pemkab Tuban melalui intervensi kebijakan mampu mem-branding legen sebagai julukan Kota Tuban.

Tentunya, ini bukan hanya soal branding, tapi juga untuk membudahkan orang-orang mengenal Tuban. Apalagi saat mendapat pertanyaan: Tuban kota apa? Maka, dengan mantab saya akan menjawab: Tuban Kota Legen. Sekian. (*)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

Seperti Perangkat

Yang Sadar akan Gelisah

Hilangnya Asas Kerahasiaan

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img