30.8 C
Tuban
Saturday, 23 November 2024
spot_img
spot_img

Dukuh Pencol: Titik Temu Bupati Lindra dan Pers

spot_img

Tiap-tiap karya jurnalistik dikeluarkan pers menyangkut pemerintah tak lain untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Agar pemerintahan berlaku sebagaimana idealnya. Menjadi pelayan publik yang baik. Tidak melanggar norma maupun regulasi yang mengaturnya.

Pernah saya berpikir, mengapa pers disepakati sebagai pilar keempat demokrasi. Pikiran atau pertanyaan ini muncul semasa saya kelas satu SMA.

Pada kelas dua tingkat yang sama, barulah pikiran atau pertanyaan itu terjawab. Pers memang ideal ditajuki demikian. Itu karena, lembaga legislatif kerap tak serius mengawasi kinerja pemerintahan. Fungsinya lebih direnggut pers.

Sebagai suatu ironitas, cukup banyak oknum di lembaga legislatif kedapatan berkongkalikong dengan pemerintahan diawasinya. Sehingga maklum bila pengawasan tak serius.

Baca Juga :  Menutup Potensi Kecurangan Pemindahan Suara

Pelayanan pemerintah kepada publik tak ideal. Norma dan regulasi membatasi tanpa sadar maupun sadar, dilanggar. Tak menampik, insan pers ada pula bertabiat sama dengan oknum-oknum lembaga legislatif macam itu.

Namun, dosa sosial ditanggung insan pers tak lebih banyak ketimbang oknum-oknum lembaga legislatif dimaksud. Sebab, insan pers tak digaji negara melalui pajak rakyat sebagaimana mereka.

Kendati demikian, tetap saja tabiat insan pers yang tidak mampu menjaga kesakralan profesi adalah hal tidak dibenarkan. Sebab itu, insan pers bertabiat demikian perlu berbenah. Dan, pemerintah punya andil besar terhadap pembenahan ini.

Bagaimana teknisnya? Paling sederhana, jangan beri ruang bagi insan pers berkong kalikong. Pers berikut insannya tak perlu diasuh pemerintah. Cukup sebagai mitra. Norma dan regulasi jadi batasnya.

Baca Juga :  Karena Tuban Itu Beda

Betapapun menggelikan, saya perlu mengakui junioritas saya dalam pers. Namun, junioritas itu tak menjadi tempurung saya dalam berpikir-berpendapat tentang pers dan insannya. Serta, hubungannya dengan Dukuh Pencol dan Bupati Lindra. (*)

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

Tiap-tiap karya jurnalistik dikeluarkan pers menyangkut pemerintah tak lain untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Agar pemerintahan berlaku sebagaimana idealnya. Menjadi pelayan publik yang baik. Tidak melanggar norma maupun regulasi yang mengaturnya.

Pernah saya berpikir, mengapa pers disepakati sebagai pilar keempat demokrasi. Pikiran atau pertanyaan ini muncul semasa saya kelas satu SMA.

Pada kelas dua tingkat yang sama, barulah pikiran atau pertanyaan itu terjawab. Pers memang ideal ditajuki demikian. Itu karena, lembaga legislatif kerap tak serius mengawasi kinerja pemerintahan. Fungsinya lebih direnggut pers.

Sebagai suatu ironitas, cukup banyak oknum di lembaga legislatif kedapatan berkongkalikong dengan pemerintahan diawasinya. Sehingga maklum bila pengawasan tak serius.

Baca Juga :  Menutup Potensi Kecurangan Pemindahan Suara

Pelayanan pemerintah kepada publik tak ideal. Norma dan regulasi membatasi tanpa sadar maupun sadar, dilanggar. Tak menampik, insan pers ada pula bertabiat sama dengan oknum-oknum lembaga legislatif macam itu.

- Advertisement -

Namun, dosa sosial ditanggung insan pers tak lebih banyak ketimbang oknum-oknum lembaga legislatif dimaksud. Sebab, insan pers tak digaji negara melalui pajak rakyat sebagaimana mereka.

Kendati demikian, tetap saja tabiat insan pers yang tidak mampu menjaga kesakralan profesi adalah hal tidak dibenarkan. Sebab itu, insan pers bertabiat demikian perlu berbenah. Dan, pemerintah punya andil besar terhadap pembenahan ini.

Bagaimana teknisnya? Paling sederhana, jangan beri ruang bagi insan pers berkong kalikong. Pers berikut insannya tak perlu diasuh pemerintah. Cukup sebagai mitra. Norma dan regulasi jadi batasnya.

Baca Juga :  Karena Tuban Itu Beda

Betapapun menggelikan, saya perlu mengakui junioritas saya dalam pers. Namun, junioritas itu tak menjadi tempurung saya dalam berpikir-berpendapat tentang pers dan insannya. Serta, hubungannya dengan Dukuh Pencol dan Bupati Lindra. (*)

 

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

Seperti Perangkat

Yang Sadar akan Gelisah

Hilangnya Asas Kerahasiaan

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img