28.9 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

Koran Masih Eksis hingga 40 Tahun ke Depan

spot_img

Oleh : Yudha Satria Aditama
Wartawan Jawa Pos Radar Tuban

PERTENGAHAN 2021, saat dunia memasuki gelombang kedua
pandemi Covid -19, seorang kawan yang tinggal di Jepang membuat status di Facebook—menampilkan halaman depan Yomiuri Shimbun—koran nasional berbasis di Tokyo. Berita yang di muat saat itu terkait imbauan otoritas Negeri Sakura tentang pandemi Covid-19 yang
berpotensi meluas menjelang musim panas.

Imbauan pemerintah terkait Covid-19 yang menghiasi surat kabar ternama di Jepang itu seperti yang sering dilakukan pemerintah Indonesia menjelang liburan. Tujuannya,
mengantisipasi kebiasaan masyarakat Jepang yang suka berliburan saat musim panas sekitar Juni–Juli. Saya tidak terlalu lancar membaca hiraganakatakana-kanji—huruf Jepang dalam koran tersebut.

Hingga akhirnya kawan saya menerjemahkan isi berita yang dijadikan tus di laman media sosialnya.

Mungkin, sebagian besar dari kita yang belum pernah ke Jepang, bertanya: Apa iya di Jepang masih ada koran? Tapi faktanya ternyata ada, dan masih eksis. Hal ini menunjukkan bahwa koran masih relevan hingga sekarang—mengingat Jepang yang konon katanya lebih maju dari Indonesia 30 tahun.

‘’Koran masih eksis di sini,’’ kata kawan saya.

Bentuk hampir sama yang ada seperti Jawa Tuban yang Isi halamannya berita seputar kebijakan tren, kriminalitas, olahraga, sebagainya.

Yomiuri Shimbun hanya salah satu merek dari banyak koran lain yang masih beredar di Jepang. Berdasarkan data dari perusahaan mereka, oplah koran atau jumlah yang beredar pada tahun 2021 masih belasan juta eksemplar.

Baca Juga :  Bambang dan Ornamen Kesunyian

Sudah rahasia umum apabila satu koran memiliki readership atau tingkat pembaca dua hingga empat kali lipat dari oplah.

Jadi misal, Yomiuri Shimbun memiliki oplah 10 juta, tingkat pembacanya berkisar 20–30 juta orang per eksemplarnya.

Bergeser ke negara yang konon katanya lebih maju, Amerika Serikat. Semua tahu, salah satu penguasa media di negara adidaya adalah New York Times. Bentuknya pun koran. Di Amerika-yang konon katanya lebih maju dari Indonesia 40 tahun, hingga kini juga masih mengandalkan New York Times sebagai acuan media tepercaya. Oplah New York Times pada 2021, bahkan masih lebih dari 1 juta eksemplar per harinya.

Sebenarnya masih banyak contoh negara maju yang mengandalkan koran sebagai opini dan market leader. Sebut saja negara maju yang paling dekat, Tiongkok. Hingga sekarang koran South China Morning Post (SCMP) juga masih berjaya. Meskipun mereka merambah ke dunia digital, tak mengganggu kepercayaan pembacanya untuk menjadi pelanggan koran.

Belajar dari SCMP, baik koran maupun produk digital mereka masih sama-sama kuat. Di banyak negara maju, koran masih hidup. Di saat wacana dunia metaverse yang membuat semua hal serba digital, kepercayaan masyarakat terhadap koran lokal di masing-masing negara maju masih tinggi.

Baca Juga :  Dukuh Pencol: Titik Temu Bupati Lindra dan Pers

Alasannya? Berita yang dimuat di koran masih aktual, terlengkap, dan jauh dari hoax.

Hemat saya, masyarakat negara maju tak ingin gegabah dalam menelan informasi. Lebih baik baca berita besok, namun lengkap dan tidak setengah-setengah.

Jika teman-teman pembaca menganggap tulisan di atas hanya pembenar karena saya bekerja di media koran, anggapan itu salah.

Perlu diketahui, Jawa Pos Radar Tuban saat ini juga sudah merintis media digitalnya. Selain website dan media sosial, Jawa Pos Radar Tuban sudah merilis channel Youtube Radar Tuban TV, satu-satunya tayangan video lokal Tuban yang berkualitas high definition (HD) dengan resolusi 1080p. Semoga selanjutnya bisa 4K.

Pepatah Inggris—There is no free lunch. Jawa Pos Radar Tuban tidak mengunggah semua berita terbaiknya ke portal online yang gratisan. Kami tetap menghargai belasan ribu pelanggan Jawa Pos Radar Tuban, dengan tetap menyuguhkan berita terlengkap di koran. Yang masuk online hanya berita viral dan beberapa saja yang menurut kami cocok diunggah. Sehingga, sebagai pelanggan koran tetap mendapat keuntungan informasi berbeda.

Akhir kata, maturnuwun sudah jadi pelanggan koran terbaik kami. (*)

Oleh : Yudha Satria Aditama
Wartawan Jawa Pos Radar Tuban

PERTENGAHAN 2021, saat dunia memasuki gelombang kedua
pandemi Covid -19, seorang kawan yang tinggal di Jepang membuat status di Facebook—menampilkan halaman depan Yomiuri Shimbun—koran nasional berbasis di Tokyo. Berita yang di muat saat itu terkait imbauan otoritas Negeri Sakura tentang pandemi Covid-19 yang
berpotensi meluas menjelang musim panas.

Imbauan pemerintah terkait Covid-19 yang menghiasi surat kabar ternama di Jepang itu seperti yang sering dilakukan pemerintah Indonesia menjelang liburan. Tujuannya,
mengantisipasi kebiasaan masyarakat Jepang yang suka berliburan saat musim panas sekitar Juni–Juli. Saya tidak terlalu lancar membaca hiraganakatakana-kanji—huruf Jepang dalam koran tersebut.

Hingga akhirnya kawan saya menerjemahkan isi berita yang dijadikan tus di laman media sosialnya.

Mungkin, sebagian besar dari kita yang belum pernah ke Jepang, bertanya: Apa iya di Jepang masih ada koran? Tapi faktanya ternyata ada, dan masih eksis. Hal ini menunjukkan bahwa koran masih relevan hingga sekarang—mengingat Jepang yang konon katanya lebih maju dari Indonesia 30 tahun.

- Advertisement -

‘’Koran masih eksis di sini,’’ kata kawan saya.

Bentuk hampir sama yang ada seperti Jawa Tuban yang Isi halamannya berita seputar kebijakan tren, kriminalitas, olahraga, sebagainya.

Yomiuri Shimbun hanya salah satu merek dari banyak koran lain yang masih beredar di Jepang. Berdasarkan data dari perusahaan mereka, oplah koran atau jumlah yang beredar pada tahun 2021 masih belasan juta eksemplar.

Baca Juga :  Migor dan Titik Terlemah Pemerintah

Sudah rahasia umum apabila satu koran memiliki readership atau tingkat pembaca dua hingga empat kali lipat dari oplah.

Jadi misal, Yomiuri Shimbun memiliki oplah 10 juta, tingkat pembacanya berkisar 20–30 juta orang per eksemplarnya.

Bergeser ke negara yang konon katanya lebih maju, Amerika Serikat. Semua tahu, salah satu penguasa media di negara adidaya adalah New York Times. Bentuknya pun koran. Di Amerika-yang konon katanya lebih maju dari Indonesia 40 tahun, hingga kini juga masih mengandalkan New York Times sebagai acuan media tepercaya. Oplah New York Times pada 2021, bahkan masih lebih dari 1 juta eksemplar per harinya.

Sebenarnya masih banyak contoh negara maju yang mengandalkan koran sebagai opini dan market leader. Sebut saja negara maju yang paling dekat, Tiongkok. Hingga sekarang koran South China Morning Post (SCMP) juga masih berjaya. Meskipun mereka merambah ke dunia digital, tak mengganggu kepercayaan pembacanya untuk menjadi pelanggan koran.

Belajar dari SCMP, baik koran maupun produk digital mereka masih sama-sama kuat. Di banyak negara maju, koran masih hidup. Di saat wacana dunia metaverse yang membuat semua hal serba digital, kepercayaan masyarakat terhadap koran lokal di masing-masing negara maju masih tinggi.

Baca Juga :  Hilangnya Asas Kerahasiaan

Alasannya? Berita yang dimuat di koran masih aktual, terlengkap, dan jauh dari hoax.

Hemat saya, masyarakat negara maju tak ingin gegabah dalam menelan informasi. Lebih baik baca berita besok, namun lengkap dan tidak setengah-setengah.

Jika teman-teman pembaca menganggap tulisan di atas hanya pembenar karena saya bekerja di media koran, anggapan itu salah.

Perlu diketahui, Jawa Pos Radar Tuban saat ini juga sudah merintis media digitalnya. Selain website dan media sosial, Jawa Pos Radar Tuban sudah merilis channel Youtube Radar Tuban TV, satu-satunya tayangan video lokal Tuban yang berkualitas high definition (HD) dengan resolusi 1080p. Semoga selanjutnya bisa 4K.

Pepatah Inggris—There is no free lunch. Jawa Pos Radar Tuban tidak mengunggah semua berita terbaiknya ke portal online yang gratisan. Kami tetap menghargai belasan ribu pelanggan Jawa Pos Radar Tuban, dengan tetap menyuguhkan berita terlengkap di koran. Yang masuk online hanya berita viral dan beberapa saja yang menurut kami cocok diunggah. Sehingga, sebagai pelanggan koran tetap mendapat keuntungan informasi berbeda.

Akhir kata, maturnuwun sudah jadi pelanggan koran terbaik kami. (*)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

Seperti Perangkat

Yang Sadar akan Gelisah

Hilangnya Asas Kerahasiaan

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img