TUBAN, Radar Tuban –Â Tim Badan Rukyatul Hilal (BHR) Kemenag Tuban kemarin (1/4) petang tak berhasil melihat hilal atau bulan untuk menentukan awal Ramadan 1443 Hijriah. Tak terlihatnya bulan melalui pengamatan langsung maupun menggunakan teropong bintang dari Menara Rukyatul Hilal di Desa Banyuurip, Kecamatan Senori tersebut karena posisi hilal yang diperkirakan 2 derajat tertutup awan.
Sebenarnya, mendung sudah menutup tempat terbenamnya matahari sejak pukul 16.00. Kondisi mendung bertahan hingga tenggelamnya matahari sekitar pukul 17.40 atau dengan posisi 2Â derajat di atas ufuk dan posisi elongasi bulan dengan matahari 3 derajat 53 menit mendung semakin pekat. Karena itu, pengamatan langsung maupun menggunakan teropong bintang hingga pukul 17.47 tidak terlihat hilal yang masih tertutup mendung.
Kasdikin, tim BHR Kemenag Tuban menjelaskan, dalam pemantauan posisi hilal tertutup awan mendung. ”Mungkin saja hilal bisa terlihat, tapi karena humma (tertutup mendung, Red) kami sepakat bahwa hilal tak terlihat,” ujarnya.
Dia menyampaikan, dengan kondisi mendung yang tebal, seumpama hilal dalam posisi tiga derajat sekalipun tetap saja tidak terlihat.
Kasdikin menyampaikan, hasil pemantauan BHR akan dikirim ke Kanwil Kemenag Jatim sebagian data untuk sidang isbat di Kemenag RI. ”Jadi untuk penentuan puasa tetap menunggu hasil sidang isbat,” tegasnya.
Kasi Binmas Islam Kemenag Tuban Mashari menambahkan, dari informasi yang diterimanya bukan hanya Tuban yang tak bisa melihat hilal, 31 menara rukyatul hilal di Jatim pun mengalami hal yang sama.
Dalam siaran persnya, Kepala Kantor Kemenag Tuban Ahmad Munir menjelaskan, kalau tinggi hilal kurang dari 2 derajat, maka penetapan awal tanggal bulan hijriah pasti berbeda antara Muhammadiyah dan NU. ”Karena Muhammadiyah menggunakan konsep rukyah bil ‘ilmi (hisab) dengan konsep wujudul hilal, yaitu yang penting hilal sudah wujud, walaupun kurang dari 2 derajat sudah jatuh tanggal,” jelasnya.
Sedangkan NU juga pemerintah menggunakan rukyah bil fi’li dengan konsep imkanurru’yah.
Posisi hilal bisa dikatakan jatuh tanggal kalau minimal sudah 2 derajat. Karena itu, kalau posisi hilal di atas dua derajat pasti NU dan Muhammadiyah sama penanggalan hijriahnya. Sebaliknya, kalau di bawah dua derajat pasti beda.
Hadir pada rukyatul hilal tersebut, perwakilan MUI, Pengadilan Agama Tuban, pemkab, polres, Dandim 0811 Tuban, forkopimca setempat, BMKG, Pertamina Blok Cepu, Majelis Tarjih Muhammadiyah, Lajnah Falakiyah NU, pimpinan pesantren, kepala KUA, penyuluh, DMI, beberapa Mahasiswa dari jurusan ilmu falah, para pemerhati ilmu falah, dan undangan lainnya. (fud/ds)