27.9 C
Tuban
Saturday, 23 November 2024
spot_img
spot_img

Prihatin Tingginya Pemohon Diska, IDI Usul Adanya Kurikulum Reproduksi

spot_img

‘’Ini sangat mem prihatinkan, 15 tahun itu belum usia siap hamil. Secara kesehatan ini bahaya,’’ tuturnya.

Atas kejadian tersebut, kurikulum tentang reproduksi mendesak untuk diterapkan. Sebab, selain membahayakan dari sisi kesehatan, hamil di usia belia juga dapat menyebabkan anak lahir stunting.

Artinya, banyak sekali rentetan dampak negatif dari perkawinan di bawah umur.

‘’IDI siap membantu penuh Pemkab Tuban dalam merealisasikan kurikulum reproduksi dan bagaimana membangun keluarga yang baik ini. Ini semua demi masa depan anak-anak. Jangan sampai diska terus bertambah,’’ tandasnya.

Ketua KPI Tuban Istiana menambahkan, selain kurikulum pendidikan, hal penting lain yang harus dilakukan pemerintah daerah dalam menekan diska akibat pergaulan bebas adalah menghidupkan kembali pos pelayanan terpadu (posyandu) remaja.

Baca Juga :  Whoosh Nama Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Berikut Filosofi dan Singkatannya

‘’Intervensinya tidak hanya di sekolah, tapi juga di luar sekolah. Sebab, rata-rata mengajukan diska kadang hanya lulusan SD, drop out SMP dan SMA. Jadi intervensi (menekan angka diska, Red) juga harus dilakukan di luar sekolah,’’ tuturnya.

Lebih lanjut Isti—sapaan akrab Istiana—mengatakan, desa memiliki peran amat penting dalam menekan angka diska dan meminimalisir pergaulan bebas yang mengakibatkan kehamilan.

‘’Desa harus ramah terhadap anak. Melalui program posyandu remaja, Insya Allah bisa diwujudkan,’’ ujarnya.

Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky menyadari bahwa permasalahan diska sangat kompleks. Menurutnya, diska bukan hanya soal pergaulan bebas, tapi juga soal ekonomi.

‘’Permasalahan pernikahan ini paling menonjol adalah masalah ekonomi. Sehingga persoalan ekonomi ini akan kami selesaikan,’’ tuturnya.

Baca Juga :  PA Perketat Syarat Permohonan Dispensasi Nikah

Perihal usulan kurikulum reproduksi dan pengaktifan kembali poyandu remaja, bupati muda ini menyambut baik. Ditegaskan dia, Pemkab Tuban siap berkolaborasi mewujudkan usulan tersebut.

‘’Monggo, kurikulumnya seperti apa nanti kita pelajari bersama,’’ katanya.

Lebih lanjut bupati muda ber zodiak Aries ini mengatakan, sejauh ini pemkab melalui dinas sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, serta pemberdayaan masyarakat desa sudah menjalin kerja sama dengan Pengadilan Agama (PA) terkait permohonan diska.

‘’Sudah ada kesepahaman bersama, kalau memang tidak urgen jangan diberikan rekomendasi diska,’’ tandasnya. (fud/tok)

‘’Ini sangat mem prihatinkan, 15 tahun itu belum usia siap hamil. Secara kesehatan ini bahaya,’’ tuturnya.

Atas kejadian tersebut, kurikulum tentang reproduksi mendesak untuk diterapkan. Sebab, selain membahayakan dari sisi kesehatan, hamil di usia belia juga dapat menyebabkan anak lahir stunting.

Artinya, banyak sekali rentetan dampak negatif dari perkawinan di bawah umur.

‘’IDI siap membantu penuh Pemkab Tuban dalam merealisasikan kurikulum reproduksi dan bagaimana membangun keluarga yang baik ini. Ini semua demi masa depan anak-anak. Jangan sampai diska terus bertambah,’’ tandasnya.

Ketua KPI Tuban Istiana menambahkan, selain kurikulum pendidikan, hal penting lain yang harus dilakukan pemerintah daerah dalam menekan diska akibat pergaulan bebas adalah menghidupkan kembali pos pelayanan terpadu (posyandu) remaja.

- Advertisement -
Baca Juga :  Banjir Sekali Lagi, Puluhan Hektare Padi Terancam Puso

‘’Intervensinya tidak hanya di sekolah, tapi juga di luar sekolah. Sebab, rata-rata mengajukan diska kadang hanya lulusan SD, drop out SMP dan SMA. Jadi intervensi (menekan angka diska, Red) juga harus dilakukan di luar sekolah,’’ tuturnya.

Lebih lanjut Isti—sapaan akrab Istiana—mengatakan, desa memiliki peran amat penting dalam menekan angka diska dan meminimalisir pergaulan bebas yang mengakibatkan kehamilan.

‘’Desa harus ramah terhadap anak. Melalui program posyandu remaja, Insya Allah bisa diwujudkan,’’ ujarnya.

Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky menyadari bahwa permasalahan diska sangat kompleks. Menurutnya, diska bukan hanya soal pergaulan bebas, tapi juga soal ekonomi.

‘’Permasalahan pernikahan ini paling menonjol adalah masalah ekonomi. Sehingga persoalan ekonomi ini akan kami selesaikan,’’ tuturnya.

Baca Juga :  Terancam Batal Nikah karena Sulit Urus Diska, Dua Keluarga Ini Protes

Perihal usulan kurikulum reproduksi dan pengaktifan kembali poyandu remaja, bupati muda ini menyambut baik. Ditegaskan dia, Pemkab Tuban siap berkolaborasi mewujudkan usulan tersebut.

‘’Monggo, kurikulumnya seperti apa nanti kita pelajari bersama,’’ katanya.

Lebih lanjut bupati muda ber zodiak Aries ini mengatakan, sejauh ini pemkab melalui dinas sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, serta pemberdayaan masyarakat desa sudah menjalin kerja sama dengan Pengadilan Agama (PA) terkait permohonan diska.

‘’Sudah ada kesepahaman bersama, kalau memang tidak urgen jangan diberikan rekomendasi diska,’’ tandasnya. (fud/tok)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img