TUBAN – Meski cukup eksis dan menjadi satu-satunya badan usaha milik daerah (BUMD) yang menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) terbesar, namun masih belum ada rencana bagi Perusahaan Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Lestari Tuban untuk mengembangkan lini bisnis air minum dalam kemasan (AMDK).
Kepala Bagian Umum Perumda Tirta Lestari Tuban Agus Setyo Utomo mengungkapkan bahwa perusahaannya masih kesulitan untuk mengembangkan produk AMDK.
Di antara kendala yang dihadapi, yakni terlalu banyak pesaing, membutuhkan teknologi yang canggih, perizinannya lama, dan beberapa kenda lain.
‘’Membuat sebuah produk air minum dalam kemasan itu memerlukan waktu yang panjang,’’ paparnya.
Agus—sapaan akrabnya—mengatakan, banyak sekali pertimbangan ketika Perumda Tirta Lestari ingin mengembangkan lini bisnis di bidang air siap minum tersebut.
‘’Kalaupun kita ingin membuat suatu terobosan baru, jangan sampai menghabiskan kas induk kita,’’ ujarnya yang selama ini menjadi alasan Perumda Tirta Lestari tak kunjung mampu mengembangkan bisnis AMDK.
Kendati belum ada lini bisnis lain yang mampu dikembangkan, Agus menegaskan bahwa Perumda Tirta Lestari akan tetap mengoptimalkan pendapatan.
Salah satunya, mengembangkan jaringan yang belum tersentuh air perumda, seperti Singgahan, Kerek, Kenduruan, dan Senori.
‘’Di daerah tersebut sudah ada hippam-nya (himpunan penduduk air minum), namun nanti rencananya akan kami buat sumur bor di sana untuk memperluas pelayanan dari Perumda,’’ ungkapnya.
Agus menyampaikan, pada 2023 lalu, PADM Tirta Lestari berhasil membubuhkan PAD sebesar Rp 49,4 miliar.
‘’Untuk tahun ini ditargetkan Rp 51,2 miliar,’’ ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk mencapai target tersebut, Perumda akan menambah 1.300 sambu ngan rumah (SR) baru yang tersebar di 14 kecamatan. (zia/tok)