Tingginya genangan dan derasnya arus mengakibatkan mobil yang ditumpangi kakak- beradik tersebut terseret arus hingga mobil terperosok ke sungai.
‘’Sepurane gak iso nulungi (maaf tidak bisa menolong, Red),’’ teriak salah seorang saksi mata yang merekam kejadian tersebut dengan ponselnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Sudarmaji mengatakan, setelah dilaporkan hilang sekitar pukul 18.30, tim water rescue dan vertical rescue BPBD turun ke lokasi kejadian.
Sekitar pukul 22.30, mobil ditemukan berjarak sekitar 50 meter dari lokasi pertama terseret.
Saat dievakuasi, mobil yang kondisinya ringsek tersebut menyangkut di bebatuan dan semak-semak di tepi sungai. Derasnya arus sungai yang berkedalaman lebih dari empat meter mengakibatkan petugas kesulitan melakukan evakuasi yang memakan waktu lebih dari tiga jam.
‘’Tim mengevakuasi korban dengan kondisi sudah tidak bernyawa,’’ kata dia kepada awak media.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolsek Bangilan Iptu Rukandar mengata kan, setelah terseret arus di jalan Desa Sidotentrem, mobil hanyut ke sungai yang berkedalaman lebih dari empat meter.
‘’Saat peristiwa, kondisi di sekitar hujan deras disertai angin kencang,’’ terangnya.
Rukandar menyampaikan, ketika dievakuasi, keduanya ditemukan meninggal dengan sejumlah luka memar di sekujur tubuh yang diduga akibat benturan di dalam mobil.
Mantan kanit Reskrim Polsek Tuban itu mengungkapkan, Alvi ditemukan dengan luka memar pada kepala kiri, pelipis kiri, kelopak mata kiri, dan pudak kiri. Sedangkan Alfrio luka memar pada kepala kanan.
Rukandar memastikan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan.
‘’Atas permintaan keluarga korban agar tidak dilakukan otopsi jenazah dan minta untuk langsung dimakamkan,’’ ujarnya. (yud/ds)
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Tuban, silakan bergabung di Grup Telegram “Radar Tuban”. Caranya klik link join telegramradartuban. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.