LUMAJANG – Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 800 meter di atas puncak pada Minggu pukul 21.07 WIB.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 mdpl,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung api Semeru Ghufron Ali dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Jawa Timur, Minggu.
Menurutnya, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah tenggara dan erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 140 detik.
Pada hari yang sama, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu mengalami erupsi pada pukul 00.13 WIB dengan visual letusan tidak teramati, namun erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 134 detik.
Letusan kembali terjadi pada pukul 19.10 WIB dengan visual letusan tidak teramati, erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 114 detik.
Berdasarkan data, jumlah letusan Gunung Semeru sejak 1 Januari hingga 3 Maret 2024 pukul 21.30 WIB tercatat sebanyak 92 kali erupsi, namun erupsi tersebut tidak mengganggu aktivitas warga di lereng gunung yang berada di perbatasan Lumajang dengan Malang.
Gunung Semeru masih berstatus siaga atau level III, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Kemudian masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (*)
Sumber: ANTARA, Pewarta: Zumrotun Solichah