Lomba Inovasi Pelayanan Publik Bidang Kesehatan memperingati Hari Jadi Tuban (HJT) ke-729 dan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 yang digelar Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Tuban berakhir kemarin (3/11). Puskesmas Palang keluar sebagai Juara I.
LOMBA bertujuan meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan tersebut diikuti perwakilan bidang, 33 puskesmas, dan dua rumah sakit di bawah naungan Dinkes PPKB Tuban. Penyerahan hadiah sekaligus piagam penghargaan berlangsung di ballrom Resto Kayu Manis.
Plt Sekretaris Dinkes PPKB Tuban Nanang Sugiyarto, SKM. MM. menyampaikan, lomba inovasi pelayanan kesehatan ini melalui proses penilaian cukup panjang. Mulai penyusunan proposal, supervisi secara periodik, impelementasi inovasi atau dampak nyata terhadap peningkatan pelayanan dan capaian program, hingga pembuatan konten video.
‘’Muara dari inovasi adalah memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan, termasuk meningkatkan SPM (standar pelayanan minimal),’’ tuturnya.
Diakui Nanang, SPM di Kabupaten Tuban belum mencapai target yang dicita-citakan. Karenanya, melalui lomba inovasi inilah, diharapkan muncul banyak inovasi pelayanan kesehatan yang nantinya dapat memenuhi target SPM.
‘’Sebagaimana yang selalu dite kankan Mas Bupati, di antara kewajiban pemerintah daerah adalah menjamin setiap warganya memperoleh kebutuhan dasar kesehatan,’’ tuturnya.
Lebih lanjut Nanang menyampaikan, tidak kalah penting dari setiap inovasi yang dihasilkan adalah kolaborasi dan sinergi antar instansi dan lembaga, seperti halnya inovasi Puskesmas Palang.
Inovasi berjudul: Kantin Puspa (Kelas Calon Pengantin Puskesmas Palang) merupakan inovasi yang dihasilkan dari kolaborasi dan sinergi bersama Kantor Urusan Agama (KUA) dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB).
Berkat kolaborasi itulah, implementasi dari inovasi dapat berjalan optimal. Masih dengan contoh inovasi Kantin Puspa Puskesmas Palang. Muara dari inovasi ini adalah menurunkan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), meminimalisir risiko tinggi saat kehamilan, hingga mencegah anak stunting. Semua itu dimulai dari sejak sebelum menjadi pengantin.
Di sinilah peran dari inovasi tersebut. Dibentuk kelas calon pengantin yang bekerja sama dengan KUA dan PLKB. Dan masingmasing memiliki peran. Puskesmas berperan memberikan edukasi tentang kehamilan, risiko ketika melakukan pernikahan dini, hingga bagaimana supaya anak tidak stunting.
Begitu juga dengan KUA dan PLKB. Masing-masing juga memiliki peran dalam mengedukasi calon pengantin. KUA memberikan edukasi—pemahaman tentang agama— bagaimana mewujudkan rumah tangga sakinah mawadah warahamah.
PLKB memiliki peran dalam hal penyiapan data, identifikasi, menganalisa, hingga merumuskan dan melaksanakan kebijakan yang dihasilkan.
‘’Ini selaras dengan apa yang selalu disampaikan Mas Bupati, yakni pentingnya sinergi dan kolaborasi antarinstansi dan lembaga. Bahwa dibutuhkan peran serta seluruh elemen terkait. Inilah yang menjadi tolok ukur inovasi di bidang kesehatan yang kami laksanakan,’’ tandas Nanang menjalankan apa yang diamanatkan Bupati Aditya Halindra Faridzky.
Para pemenang lomba diumumkan langsung oleh dewan juri yang memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing.
Dari perwakilan akademisi, Dr. Sariban, M.Pd; perwakilan organisasi perangkat daerah (OPD) meliputi Jabatan Fungsional Inovasi Teknologi Bapedalitbang, Suwoto, SE., MM; Jabatan Fungsional Analis Kebijakan Bagian Organisasi Setda Tuban, Kusno Nugroho, SH., MAP; Jabatan Fungsional Administrasi Dinkes PPKB, Rukmini, SKM., MM; dan perwakilan profesional bidang public speaking, Dicky Saputra. (tok)