TUBAN – Hingga Oktober, jumlah warga Tuban yang mengajukan permohonan bekerja di luar negeri sebagai pekerja migran Indonesia (PMI) sudah menyentuh angka 333 orang. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari pemohon tahun sebelumnya yang hanya 254 orang.
Itu berarti jumlah pahlawan devisa yang memilih bekerja di luar negeri melalui jalur resmi hingga memasuki bulan ke sepuluh 2023 meningkat 31 persen dibanding 2022.
Angka tersebut masih memungkinkan bertambah karena akhir 2023 masih menyisakan dua bulan.
Meningkatnya jumlah PMI di Bumi Ronggolawe disampaikan Plt. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Tuban Suwito.
Kepada Jawa Pos Radar Tuban, dia mengatakan, jumlah pemohon tersebut tersebar merata dari seluruh kecamatan di Tuban.
‘’Paling banyak berasal dari Kecamatan Palang, Montong, Plumpang, Bancar, dan Tambakboyo,” ujarnya.
Suwito menjelaskan, naiknya tren pengajuan permohonan menjadi PMI dipengaruhi beberapa faktor. Salah satunya pengumuman badan kesehatan dunia, World Health Organization (WHO) yang menyatakan pandemi Covid-19 telah berakhir sejak 6 Mei lalu.
‘’Sehingga, sudah banyak negara tujuan penempatan PMI yang melonggarkan dan kembali menerima tenaga kerja dari berbagai negara,” ujarnya.
Pejabat definitif sekretaris Disnakerin Tuban itu menyatakan mayoritas negara tujuan pemohon PMI adalah Malaysia, Taiwan, dan Hongkong.
Karena itu, bukan tanpa alasan negara-negara tersebut menjadi pilihan dari para calon PMI yang hendak mencari nafkah di negeri rantau tersebut.
Suwito mengatakan, Malaysia banyak dipilih karena persyaratannya lebih mudah dan cepat. Sedangkan Taiwan dan Hongkong dipilih karena alasan gaji yang lebih besar.
Suwito belum bisa memastikan apakah tahun depan jumlah yang mengajukan permohonan menjadi PMI meningkat atau sebaliknya menurun.
Hal tersebut karena banyak faktor yang memengaruhi, baik terkait kebijakan maupun faktor ekonomi masyarakat. (sel/ds)