TUBAN, Radar Tuban – Memarkirkan kendaraan di bahu jalan sering kali dianggap sepele. Rambu larangan parkir di tepi jalan pun sering diabaikan. Hingga akhirnya memicu kecelakaan.
Salah satu ruas jalan di Tuban yang sering dijadikan langganan parkir sembarangan, yakni di sepanjang Jalan RE Martadinata. Selama ini truk, bus, dan kendaraan pribadi sering parkir di bahu. Padahal, sudah jelas terpasang rambu peringatan dilarang parkir.
Kabid Lalu Lintas Angkutan Jalan Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLH Hub) Imam Isdarmawan mengakui masih banyak sopir yang sering parkir sembarangan di sepanjang RE Martadinata. Beberapa sopir sengaja memarkir kendaraannya untuk sekadar ngopi dan tidur.
‘’Kami setiap hari patroli agar tidak ada kendaraan yang parkir di area terlarang karena dapat membahayakan pengendara lain,’’ kata dia.
Pejabat kelahiran Bojonegoro ini mengatakan, Jalan RE Martadinata merupakan salah satu area terlarang untuk parkir. Selain kondisi lalu lintas yang sangat padat di jam tertentu, sepanjang jalan tersebut merupakan tanggul air laut. Truk bertonase berat yang sering parkir dapat merusak jalan dan tanggul. Sehingga, jika dibiarkan lebih lama bisa merugikan masyarakat.
‘’Sudah dipasang larangan parkir, tapi masih sering melanggar,’’ terang dia.
Lulusan Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) ini mengatakan, selama ini alasan sopir truk yang parkir sembarangan karena mengantuk. Sehingga, mereka tidur di dalam truk atau di tepi jalan. Alasan lain karena butuh ngopi atau membeli rokok di warung-warung sekitar lokasi. Padahal, area istirahat untuk sopir truk sudah tersedia dan jauh lebih aman daripada parkir di area terlarang.
‘’Kadang kami beri teguran lisan, di bagian lain juga dilakukan penilangan oleh satlantas,’’ ungkap dia.
Imam mengemukakan selama ini Jalan Daendels dan jalan nasional di kawasan kota sering jadi incaran parkir sembarangan. Yang paling sering terjadi pelanggaran sepanjang Jalan RE Martadinata hingga Jalan Panglima Sudirman. Semua sopir langsung tancap gas begitu tahu ada petugas yang menghampiri.
‘’Tidak pernah ada perlawanan karena para sopir ini rata-rata tahu kalau mereka salah,’’ tandasnya. (yud/tok)