TUBAN, Radara Tuban – Aksi Koin untuk Budaya Loka Tuban yang digelorakan para seniman lokal mendapat perhatian dari Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) Tuban.
Kemarin (4/4), insitutisi yang berkantor di Jalan Manunggal, Tuban tersebut menyampaikan rencananya untuk melakukan perbaikan terhadap kerusakan gedung. Hanya saja, perbaikan tersebut bersifat kecil dan tidak mengubah bentuk bangunan atau tidak termasuk kategori revitalisasi seperti yang diharapkan para seniman.
Karena perbaikannya bersifat ringan, maka menggunakan anggaran perawatan.
Dikonfirmasi Jawa Pos Radar Tuban, Kepala Disbudporapar Tuban Mohammad Emawan Putra mengatakan, perbaikan ringan Gedung Budaya Loka dimulai pekan ini. Dia memastikan tahun ini tidak ada alokasi anggaran untuk revitalisasi gedung di ujung timur Jalan Basuki Rachmad tersebut. Wawan, sapaan akrabnya menyatakan akan memaksimalkan anggaran perbaikan.
Setelah perbaikan, apakah gedung kembali difungsikan? ‘’Kami masih cek seberapa parah kerusakannya. Kalau memang masih layak difungsikan, nanti bisa kembali digunakan setelah perbaikan,’’ ujarnya.
Lebih lanjut Wawan mengemukakan, gedung tersebut hanya terlihat kukuh dari depan. Namun, di dalamnya banyak yang rapuh termakan usia. Menurut dia, dari segi fungsi dan bentuk, banyak teman seniman yang mengatakan kalau gedung tersebut memang sudah tidak layak pakai.
Mantan inspektur wilayah IV Inspektorat Tuban ini mengatakan, revitalisasi Gedung Budaya Loka bisa dilakukan tahun ini apabila ada bantuan dari pihak ketiga. Baik dari pemerintah pusat, provinsi, atau perusahaan. Salah satu yang diharapkan pemkab sekarang adalah bantuan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang sempat ditolak saat diajukan anggota DPRD Tuban.
‘’Kalau mengandalkan APBD, belum bisa diperbaiki tahun ini,’’ tegasnya.
Bagaimana dengan uang yang sudah dikumpulkan para seniman dalam aksi Koin untuk Budaya Loka? Wawan mengatakan, dana yang terkumpul lebih baik digunakan untuk kegiatan para seniman. Pertimbangannya, anggaran perawatan yang dimiliki institusinya masih mampu mengkaver perbaikan ringan gedung tersebut.
‘’Lebih baik uangnya digunakan untuk kegiatan para seniman agar kegiatan seni budaya lebih hidup,’’ pungkasnya. (yud/ds)