Kepedulian Ali Mansur dalam melestarikan alam di pantai tak pernah pupus. Setelah menghijauan sejumlah kawasan pesisir pantai utara (pantura) Tuban, kini dia merambah ke pantai selatan. Atas komitmennya itu berbagai penghargaan bertema lingkungan diterimanya.
Ali Mansur dikenal sebagai sosok yang tidak bisa berhenti di satu tempat. Dia selalu sibuk dengan berbagai kegiatan lingkungan. Benar saja, saat wartawan Jawa Pos Radar Tuban menemuinya di Mangrove Center di Desa/Kecamatan Jenu, Selasa (3/8) siang, dia tak langsung bisa ditemui.
”Bapak (Ali Mansur, Red) sibuk mengurus bibit yang akan didistribusikan ke Bringin, (Kecamatan Montong, Tuban),” ujar pengurus tanaman di Mangrove Center.
Untuk memastikan, pegawai berkemeja putih dan bercelana hitam itu menunjuk sebuah bangunan rumah singgah tak jauh dari demplot. Di hunian inilah Mansur, panggilan akrabnya beristirahat.
Di rumah tersebut, salah satu pegawainya mengatakan, aktivis lingkungan tersebut sejak pagi belum masuk rumah.
‘’Bapak orangnya tidak bisa berhenti di satu tempat. Setelah dari sini, pindah ke tempat lain. Sebentar, saya carikan dulu,’’ ujarnya sambil menuju beberapa titik lokasi di area Mangrove Center.
Setelah dicari bersama wartawan koran ini, Mansur ditemukan di barat lintasan sepatu roda yang masih satu kompleks dengan Mangrove Center yang memiliki luas sekitar enam hektare. Di tempat tersebut, Mansur sedang memantau langsung proses pengembangan lokasi Mangrove Center di sisi barat. Sisi ini sebelumnya rusak berat akibat banjir rob beberapa bulan lalu.
Mengenakan jaket parasut, bercelana training hitam, dan tanpa alas kaki, dia menghampiri.
‘’Ngapunten, niki lo ngrencangi anak-anak lagi noto panggenan anyar (Maaf, ini barusan bantu anak-anak menata tempat baru, Red),’’ ujar dia yang kemudian mengajak menuju sebuah gazebo yang berada di bawah pohon bakau yang tumbuh tinggi nan rindang itu.
Begitu membuka pembicaraan, Mansur langsung menceritakan berbagai kesibukannya. Terbaru, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajaknya kerja sama melakukan penghijauan di sepanjang pantai selatan.
‘’Sekarang, saya lebih banyak keluar kota untuk penghijauan di sepanjang pantai Banyuwangi, Lumajang, dan Pacitan,’’ ujarnya.
Dalam kegiatan konservasi pantai tersebut, alumni Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Makdum Ibrahim (STITMA) Tuban ini didapuk sebagai pembina. Untuk penanaman, bibit-bibitnya diambil langsung dari Mangrove Center Tuban. Pohon yang ditanam di pantai tersebut berjenis cemara laut atau mangrove darat.
‘’Saya sering ke sana (Banyuwangi, Pacitan dan Lumajang, Red). Sering menginap dan tidur di lokasi,’’ imbuh bapak dua anak itu.
Penanaman pohon di pantai selatan tersebut, lanjut Mansur, merupakan kegiatan lanjutan dari konservasi pantai di daerah pantai utara Tuban, Rembang, dan Madura yang lebih dulu dirintisnya.
Selain konservasi wilayah pantai, pria yang menjabat sebagai dewan penasihat Mangrove Center Tuban ini juga mengembangkan lokasi konservasi dan pembibitan di Desa/Kecamatan Jenu. Jenis tanaman yang dikembangkan di Mangrove Center totalnya 400 jenis. Selain berbagai jenis mangrove, Mangrove Center juga membudidayakan berbagai jenis tanaman buah dan bunga. Bibit-bibit tersebut, kata dia, didistribusikan untuk masyarakat yang memiliki visi dan misi yang sama untuk penghijaun alam. Karena itu, banyak desa, perguruan tinggi, dan perusahaan yang mengambil bibit di Mangrove Center. ‘’Sudah ribuan bibit kami distribusikan. Semua diberikan gratis,’’ tegasnya. (fud/ds)