Setiap kali hujan, jalan tersebut berubah menjadi lumpur putih dan sulit dilintasi kendaraan.
Sejumlah warga setempat yang ditemui war tawan koran ini menunjuk rumah salah satu ketua RT di Dukuh Pencol. Ketua RT merupakan satu-satunya representasi pemerintah di dukuh tersebut.
‘’Betul. Tak ada pamong di Dukuh Pencol. Kalau ada apa-apa, warga wadul-nya ke RT,’’ tutur Utomo, ketua RT 4 RW 3 Dukuh Pencol kemarin (5/2).
Dia menceritakan, Dukuh Pencol terdiri dari dua RT, meliputi RT 4 dan RT 5 di RW 3. Ketua RW-nya tidak tinggal di dukuh ini. Melainkan di Dukuh Ketapang, sisi dalam Kabupaten Tuban.
Pria yang menjabat ketua rukun tetangga sejak delapan tahun tersebut mengungkapkan, jumlah warganya 74 KK atau sekitar 150—170 orang.
‘’Hampir 90 persen mereka hidup dalam kemiskinan,’’ tuturnya.
Utomo mengatakan, selain miskin, dukuhnya terlilit dengan problem rendahnya sumber daya manusia (SDM). Hingga tahun ini, tercatat ba ru tiga warganya yang bergelar sarjana. Terbanyak SD. Sisanya lulusan SMA dan SMP.
Rendah nya pendidikan menjadikan rata-rata pekerjaan warga setempat sebagai buruh tani. Hanya sebagian kecil yang pe dagang dan peternak.
‘’Pegawai negeri tidak ada,’’ be bernya.
Pria lulusan kejar paket C itu melanjutkan, kondisi ini tentu meresahkan. Terlebih, selama ini pemerintah daerah tidak memberikan atensi.
Utomo terang-terangan menyebut selama ini belum ada pembinaan konkret terkait skill maupun intelektualitas dari pemerintah.