Radartuban.jawapos.com – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali mengganas. Selama dua pekan, puluhan sapi dilaporkan mati akibat terserang virus yang mematikan tersebut.
Data yang dihimpun Jawa Pos Radar Tuban, kematian terbanyak di Dusun Koro, Desa Pongpongan, Kecamatan Merakurak. Di desa ini, tercatat sembilan sapi yang menjadi bangkai. Lima ekor sapi lainnya mati di Dusun Borosoco, Desa Socorejo, Kecamatan Jenu.
Tragedi kematian mendadak rojokoyo juga terjadi Desa Ketambul, Kecamatan Palang. Salah satu warga setempat menyebut jumlah sapi yang mati di desanya mencapai belasan ekor. Kasus yang sama juga terjadi hampir merata di desa lain di kecamatan setempat.
Selain terjadi di Desa Socorejo dan Pongpongan, kejadian yang sama terjadi di Desa Ketambul, Kecamatan Palang.
Sumantri, salah satu pemilik sapi di Ketambul mengatakan, kematian sapi-sapi yang terjangkit virus PMK tersebut terjadi mendadak. ”Sangat mengagetkan. Kami berharap instansi terkait turun tangan menangani wabah ini,” tegasnya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP2P) Tuban Pipin Diah Larasati membenarkan hal tersebut.
Dia mengatakan, kematian sapi-sapi di Desa Pongpongan dan Desa Socorejo menjadi atensi institusinya.
Pasca kejadian tersebut, kata dia, pihaknya langsung menindaklanjuti dengan menggencarkan penyemprotan disinfektan dan mengobati sapi-sapi lain di kedua desa tersebut agar tidak tertular PMK.
Pipin, sapaannya, menyampaikan, penyemprotan disinfektan juga digencarkan ke wilayah lain yang rawan. Upaya pemberian vaksinasi kepada sapi untuk meningkatkan kekebalan, lanjut dia, juga digencarkan. ‘