30.7 C
Tuban
Friday, 22 November 2024
spot_img
spot_img

Plong, Jembatan Glendeng Kembali Dibuka Hidup Serasa Kembali Normal

spot_img

BEROPERASINYA kembali Jembatan Glendeng setelah setahun lebih ditutup total bak hujan di tengah kemarau panjang. Maklum, lebih dari setahun sejak jembatan penghubung Tuban–Bojonegoro itu rusak, akses ekonomi antarkabupaten seakan terputus. Ketika hendak ke Bojonegoro yang biasanya melintasi Jembatan Glendeng, terpaksa harus memutar hingga Parengan. Menempuh jarak cukup jauh. Pun sebaliknya dari Bojonegoro ke Tuban.

Selain harus menempuh jarak yang cukup jauh dan memakan banyak waktu, juga membuat biaya operasional membengkak. Kondisi ini membuat akses ekonomi antar dua kabupaten semakin tersendat. Karenanya, rasa syukur terus mengalir dari masyarakat setelah Jembatan Glendeng diaktifkan lagi.

‘’Alhamdulillah, kami sangat bersyukur Jembatan Glendeng sudah bisa dilintasi lagi,’’ kata Yogi, salah satu sopir truk asal Kecamatan Palang, Tuban yang biasa melintas di Jembatan Glendeng.

Yogi mengungkapkan, tutupnya Jembatan Glendeng selama setahun lebih terasa sangat memberatkannya yang hampir saban hari ke Bojonegoro mengangkut pasir. Bagaimana tidak, dana operasional yang dikeluarkan naik dua kali lipat dari biasanya karena harus memutar hingga Parengan. Sementara harga pasir tetap sama.

Baca Juga :  Hanya 60 Persen Satkamling yang Aktif

‘’Sekarang (setelah Jembatan Glendeng dibuka, Red) rasanya plong,’’ tandasnya.

Senada disampaikan Samsul. Dia mengaku sangat lega ketika Jembatan Glendeng kembali dibuka. Samsul mengungkapkan, selama jembatan yang dibangun era kolonial Belanda itu ditutup pada akhir 2020 lalu menyusul amblesnya tanggul jembatan di sisi utara (wilayah Tuban), laju ekonomi Tuban–Bojonegoro sangat terdampak. Kegiatan ekonomi dua kabupaten seperti terisolir. Hubungan dua kabupaten yang bertetangga dekat itu  pun seakan jauh. Untuk sampai ke Bojonegoro harus memutar hingga puluhan kilometer. Pun sebaliknya, warga Bojonegoro yang berada di sepanjang jalur Glendeng juga harus menempuh jarak puluhan kilometer untuk tiba di Tuban.

‘’Saya yang bukan pedagang saja merasakan betul susahnya Jembatan Glendeng ditutup, apalagi pedagang yang aksesnya Tuban—Bojonegoro, pasti sangat terdampak,’’ terang pria asal Kecamatan Rengel itu.

Baca Juga :  Waspada Demam Berdarah, di Tuban Sehari Rerata 2-3 Kasus

Karenanya, Samsul mengaku sangat bersyukur ketika Jembatan Glendeng resmi dibuka total pada 4 Februari lalu. ‘’Bersyukur luar biasa,’’ tuturnya.

Bukan hanya Yogi dan Samsul, rasa syukur juga diungkapkan orang-orang yang ditemui Jawa Pos Radar Tuban ketika melintasi Jembatan Glendeng. Rasa syukur tersebut tergambar seperti turunnya hujan di tengah kemarau panjang.

‘’Sekarang perasaan saya sangat tenang. Hidup seperti kembali normal. Kalau ingin ke Bojonegoro sudah tidak mikir panjang lagi,’’ tutur salah satu warga Desa Simo, Kecamatan Soko yang tinggal tak jauh dari Jembatan Glendeng. (tok/ds)

BEROPERASINYA kembali Jembatan Glendeng setelah setahun lebih ditutup total bak hujan di tengah kemarau panjang. Maklum, lebih dari setahun sejak jembatan penghubung Tuban–Bojonegoro itu rusak, akses ekonomi antarkabupaten seakan terputus. Ketika hendak ke Bojonegoro yang biasanya melintasi Jembatan Glendeng, terpaksa harus memutar hingga Parengan. Menempuh jarak cukup jauh. Pun sebaliknya dari Bojonegoro ke Tuban.

Selain harus menempuh jarak yang cukup jauh dan memakan banyak waktu, juga membuat biaya operasional membengkak. Kondisi ini membuat akses ekonomi antar dua kabupaten semakin tersendat. Karenanya, rasa syukur terus mengalir dari masyarakat setelah Jembatan Glendeng diaktifkan lagi.

‘’Alhamdulillah, kami sangat bersyukur Jembatan Glendeng sudah bisa dilintasi lagi,’’ kata Yogi, salah satu sopir truk asal Kecamatan Palang, Tuban yang biasa melintas di Jembatan Glendeng.

Yogi mengungkapkan, tutupnya Jembatan Glendeng selama setahun lebih terasa sangat memberatkannya yang hampir saban hari ke Bojonegoro mengangkut pasir. Bagaimana tidak, dana operasional yang dikeluarkan naik dua kali lipat dari biasanya karena harus memutar hingga Parengan. Sementara harga pasir tetap sama.

Baca Juga :  Lima Ulama Sepuh Menolak Masuk Kepengurusan PCNU Tuban

‘’Sekarang (setelah Jembatan Glendeng dibuka, Red) rasanya plong,’’ tandasnya.

- Advertisement -

Senada disampaikan Samsul. Dia mengaku sangat lega ketika Jembatan Glendeng kembali dibuka. Samsul mengungkapkan, selama jembatan yang dibangun era kolonial Belanda itu ditutup pada akhir 2020 lalu menyusul amblesnya tanggul jembatan di sisi utara (wilayah Tuban), laju ekonomi Tuban–Bojonegoro sangat terdampak. Kegiatan ekonomi dua kabupaten seperti terisolir. Hubungan dua kabupaten yang bertetangga dekat itu  pun seakan jauh. Untuk sampai ke Bojonegoro harus memutar hingga puluhan kilometer. Pun sebaliknya, warga Bojonegoro yang berada di sepanjang jalur Glendeng juga harus menempuh jarak puluhan kilometer untuk tiba di Tuban.

‘’Saya yang bukan pedagang saja merasakan betul susahnya Jembatan Glendeng ditutup, apalagi pedagang yang aksesnya Tuban—Bojonegoro, pasti sangat terdampak,’’ terang pria asal Kecamatan Rengel itu.

Baca Juga :  Begini Alasan Vaksin Virus PMK Tak Kunjung Datang di Tuban

Karenanya, Samsul mengaku sangat bersyukur ketika Jembatan Glendeng resmi dibuka total pada 4 Februari lalu. ‘’Bersyukur luar biasa,’’ tuturnya.

Bukan hanya Yogi dan Samsul, rasa syukur juga diungkapkan orang-orang yang ditemui Jawa Pos Radar Tuban ketika melintasi Jembatan Glendeng. Rasa syukur tersebut tergambar seperti turunnya hujan di tengah kemarau panjang.

‘’Sekarang perasaan saya sangat tenang. Hidup seperti kembali normal. Kalau ingin ke Bojonegoro sudah tidak mikir panjang lagi,’’ tutur salah satu warga Desa Simo, Kecamatan Soko yang tinggal tak jauh dari Jembatan Glendeng. (tok/ds)

Untuk mendapatkan berita-berita terkini Radartubanbisnis.com Koran Bisnis e Wong Tuban

Ikuti Kami:
Telegram: t.me/radartuban
MSN: tinyurl.com/yw4tx2rx

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Radar Tuban WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029Vafat2k77qVMQiRsNU3o. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
spot_img
spot_img

Artikel Terkait

spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru

spot_img
spot_img