RADAR TUBAN – Entrepreneur tidak terlahir dari dunia pendidikan. Apalagi hanya dengan mengikuti seminar dan mendengarkan pidato. Wirausahawan yang sesungguhnya justru tercipta dari proses penularan.
‘’Kalau tujuannya membuat orang menjadi pengusaha, pidato saya tidak penting. Jadi Anda boleh tidak mendengarkan,’’ ujar Dahlan Iskan dalam Halaqoh Entrepreneur bertema Menumbuhkan Semangat Entrepreneurship di auditorium lantai 4 Ma’had Bahrul Huda Tuban, Jalan Sunan Kalijaga, Minggu (6/8) siang.
Hadir pada pengajian kewirausahaan tersebut, KH Fathul Huda, pengasuh Ma’had Bahrul Huda dan jajaran pengurus Idaroh Wushto Aliyah Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mu’tabaroh an-Nahdliyah (Jatman) Jatim, dan santri Ma’had Bahrul Huda.
Dahlan kemudian mencontohkan Kiai Fathul Huda yang mendapat penularan ilmu usaha dari orang tuanya–yang juga pengusaha selama 24 jam.
Selain melihat sendiri, sekali waktu dia juga disuruh mengerjakan. Untuk melihat sejauhmana jiwa wirausahawan santri Ma’-had Bahrul Huda tercipta dari proses penularan orang tuanya,
Dahlan yang mengenakan sorjan, bersarung, dan blangkon tersebut meminta kepada santri yang umurnya di bawah 18 tahun dan sudah merintis usaha kecil-kecilan untuk mengangkat tangan.
Dari angkatan tangan, dia memerkirakan sekitar 30 persen. Salah satunya Najwa. Siswa kelas XI SMA itu diminta maju untuk menyampaikan usaha yang dirintis.
Begitu Najwa menyebut bakso aci sebagai pilihannya dengan alasan makanan dari tepung kanji tersebut cukup populer di kalangan remaja, Dahlan langsung menyahut, ‘’Saya malah baru tahu. Menandakan saya sudah tua.’’ Cletukan menteri BUMN 2011-2014 spontan mengundang sorak seluruh audiens.
Paparan Dahlan juga memancing keingintahuan sebagian audiens. Salah satunya Hasan Maksum, salah satu ustad Ma’had Bahrul Huda.